Selasa, 29 Desember 2009

Standarisasi Natrium EDTA

IV. STANDARISASI LARUTAN Na2EDTA

1. Tujuan
Praktikan mampu menentukan konsentasi larutan Na2EDTA dengan menggunakan larutan standar primer ZnSO4 dengan menggunakan prinsip pembentukan senyawa kompleks.

2. Dasar Teori
Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion), Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan diterapkan pada titrasi.

Titrasi kompleksometri juga dikenal sebagai reaksi yang meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan mendasar terbentuknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Selain titrasi komplek biasa seperti di atas, dikenal pula kompleksometri yang dikenal sebagai titrasi kelatometri, seperti yang menyangkut penggunaan EDTA. Asam etilen diamin tetra asetat atau yang lebih dikenal dengan EDTA, merupakan salah satu jenis asam amina polikarboksilat. EDTA sebenarnya adalah ligan seksidentat yang dapat berkoordinasi dengan suatu ion logam lewat kedua nitrogen dan keempat gugus karboksil-nya atau disebut ligan multidentat yang mengandung lebih dari dua atom koordinasi per molekul, misalnya asam 1,2-diaminoetanatetraasetat (asametilenadiamina tetraasetat, EDTA) yang mempunyai dua atom nitrogen penyumbang dan empat atom oksigen penyumbang dalam molekul.

3. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
• Statif
• Buret
• Pipet gondok
• Pipet tetes
• Erlenmeyer
• Corong
• Pipet gondok

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
 Larutan Na2EDTA 0,0100 M
 Larutan standar primer ZnSO4 0,0100 M
 Larutan Bufer pH 10
 Indikator EBT(Eriochrome Back T)

4. Cara Kerja
o Pipet 10,0 mL sample masukkan dalam Erlenmeyer
o Tambahkan 1mL buffer pH 10 dan sedikit serbuk EBT
o Titrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M sampai terjadi perubahan warna dari merah anggur menjadi biru.










5. Hasil Pengamatan

Volume ZnSO4 0,0100 M (mL) Volume Na¬2EDTA (mL)
10.00 9,90
10.00 10,75
10.00 10,00
10.00 10,65
10.00 10,15
Rata-rata = 10,00 10,29

6. Perhitungan dan Pembahasan

Perhitungan

Rumus Pengenceran :
M1 . V1 = M2 .V2

M Na¬2EDTA. V Na¬2EDTA = M ZnSO4 . V ZnSO4
M Na¬2EDTA =

M Na¬2EDTA = = 0,0097 M

Pembahasan
Pada titrasi ini titran distandarisasi dengan menggunakan ZnSO4 dan molaritasnya adalah……..Titrasi dapat ditentukan dengan adanya penambahan indikator yang berguna sebagai tanda tercapai titik akhir titrasi. Ada lima syarat suatu indikator ion logam dapat digunakan pada pendeteksian visual dari titik-titik akhir yaitu reaksi warna harus sedemikian sehingga sebelum titik akhir, bila hampir semua ion logam telah berkompleks dengan EDTA, larutan akan berwarna kuat. Kedua, reaksi warna itu haruslah spesifik (khusus), atau sedikitnya selektif. Ketiga, kompleks-indikator logam itu harus memiliki kestabilan yang cukup, kalau tidak, karena disosiasi, tak akan diperoleh perubahan warna yang tajam. Namun, kompleks-indikator logam itu harus kurang stabil dibanding kompleks logam-EDTA untuk menjamin agar pada titik akhir, EDTA memindahkan ion-ion logam dari kompleks-indikator logam ke kompleks logam-EDTA harus tajam dan cepat. Kelima, kontras warna antara indikator bebas dan kompleks-indikator logam harus sedemikian sehingga mudah diamati. Indikator harus sangat peka terhadap ion logam (yaitu, terhadap pM) sehingga perubahan warna terjadi sedikit mungkin dengan titik ekuivalen.Dan indikator yang digunakan pada titrasi kali ini adalah EBT (Eriochrome back T). Titrasi in sendiri seharusnya dilakukan pada pH 10 dan konstan sepanjang titrasi. Sedangkan EBT itu sendiri dapat menjadi indikator logam dapat juga mnejadi indiktor pH. Oleh karena itu, pH larutan perlu dijaga dengan menambahkan larutan buffer,oleh karena itu pada larutan yang akan dititrasi ini ditambahkan 1 mL buffer pH 10,karena titrasi ini harus dilakukan pada pH 10 dan harus konstan sepanjang titrasi.

7. Kesimpulan
Dari uraian yang telah kami paparkan di atas dapat kami simpulkan bahwa Indikator yang digunakan adalah EBT,dan penambahan larutan buffer pH 10 bertujuan untuk menjaga pH larutan,titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari merah anggur menjadi biru.













8. Daftar Kepustakaan
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/13/08/titrasi-permanganometri/
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Rival, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia . UI Press. Jakarta.

Hidayati,Ana, M.Si. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Semarang : Laboratorium Kimia Dasar FT IAIN Walisongo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar