Selasa, 29 Desember 2009

Standarisasi HCl

II. STANDARISASI LARUTAN HCl

1. Tujuan
Praktikan mampu menentukan konsentrasi HCl dengan menitrasi menggunakan larutan baku primer Na2B4O7 .10 H2O

2. Dasar Teori
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titer ataupun titrant. Titrasi asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan menggunakan larutan basa dan sebaliknya. Titrant ditambahkan titer sedikit demi sedikit sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titrant dan titer tepat habis bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”. Pada saat titik ekuivalent ini maka proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titrant, volume dan konsentrasiktiterlmakajkitakbisakmenghitunghkadarktitrant.
CarahMengetahuihTitikjEkuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian membuat plot antara pH dengan volume titrant untuk memperoleh kurva titrasi. Titikgtengahjdarijkurvahtitrasijtersebutjadalahh“titikhekuivalent”
2. Memakai indicator asam basa


3. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
• Statif
• Buret
• Pipet gondok
• Pipet tetes
• Erlenmeyer
• Corong gelas
• Pipet volume 10 mL
• Gelas beker

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
• Larutan HCl 0.01 N
• Larutan baku primer Na2B4O7 . 10H2O 0.01 00 N
• Indikator MR

4. Cara Kerja
• Dipipet 10,0 mL larutan baku primer Na2B4O7 . 10H2O 0,0100 N dan dimasukkan dalam erlenmeyer.
• Kemudian ditambahkan 2-3 tetes indikator MR dan dititrasi dengan larutan HCl sampai terjadi perubahan warna dari kuning menjadi merah yang konstan.














5. Hasil Pengamatan


Volume Na2B4O7 . 10H2O ¬ 0,0102 N (mL) Volume HCl (mL)
10.00 11.85
10.00 13.15
10.00 12.15
10.00 11.55
10.00 11.70
Rata-rata = 10.00 12.08


6. Perhitungan dan Pembahasan

Perhitungan

N1 . V1 = N2 .V2

N HCl . V HCl = N Na2B4O7 . V Na2B4O7

N HCl =

N HCl = = 0,0038 N

Pembahasan
Pada standarisasi HCl ini prinsipnya sama dengan standarisasi NaOH yaitu penetralan.
Standarisasi HCl dengan menggunakan Na2B4O7 ini juga disebut metode acidimetri.Setelah larutan baku Na2B4O7 dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan indikator MR 2-3 tetes dan kemudian dititrasi dengan HCl.Ph akan berangsur-angsur turun karena pengaruh penambahan HCl.Pada titrasi ini titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna dari larutan yang dititrasi yaitu menjadi merah konstan. Bila suatu indicator pH kita pergunaan untuk menunjukkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi maka:
1.indicator harus berubah warna tepat pada saat titrant menjadi ekivalen dengan titrant agar tidak terjadi kesalahan titrasi.
2. Perubahan warna ini harus terjadi mendadak, agar tidak ada keraguan-keraguan tentang kapan titrasi harus dihentikan. Bila perubahan warna mendadak sekali (yakin tetes terakhir menyebabkan warna sama sekali). Mka dikatakan, bahwa titik akhir tegas/tajam (sharp).
Titik equivalen titrasi asam basa ini terjadi karena jumlah mol ion OH- yang ditambahkan ke larutan sama dengan jumlah mol ion H+ yang semula ada.

7. Kesimpulan
Dari uraian yang telah kami paparkan di atas maka dapat kami simpulkan standarisasi HCl dengan menggunakan Na2B4O7 ini juga disebut metode acidimetri, titik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna dari larutan yang dititrasi yaitu menjadi merah konstan.








8. Daftar Kepustakaan
http://adityabeybay359.blogspot.com/2009/06/titrasi-asam-basa.html
http://www.coremap.or.id/downloads/0355.pdf.
Harjadi, W. 1993. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.

Khopkar. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta.

Rival, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia . UI Press. Jakarta.
Hidayati,Ana, M.Si. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Semarang : Laboratorium Kimia Dasar FT IAIN Walisongo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar