Kamis, 31 Desember 2009

Identifikasi Anion

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
ANALISIS SECARA KUALITATIF

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Praktikum Kimia Analitik
Dosen Pengampu : Dra. Ana Hidayati M., M.Si.









Disusun Oleh :
Siti Rizqiyati (083711036)
Siti Nurul Inayatul H. (083711038)
Suwito (083711039)
Taslim Wahyudin (083711040)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009


IDENTIFIKASI ANION

I. Tujuan
- Praktikan dapat mengidentifikasikan anion yang ada dalam suatu larutan.

II. Dasar Teori
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll.
Beberapa analisa basah antara lain :
a. Pemeriksaan kelarutan dalam air
Bila zatnya sukar larut dalam aquadest, maka zat itu dapat dipastikan :
-Bukan garam dari Na, K, atau NH4+
-Bukan garam nitrat kecuali Sb(NO3)3, Bi(NO3)3
-Bukan logam atau oksida logam kecuali oksida dari Na, K, Ba, Ca, Sr.
-Bila zatnya mudah larut dalam air, maka harus diperhatikan :
1)Warna larutan
-Biru : Cu2+.
-Hijau : Ni2+, Fe2+, Cr3+, manganat.
-Kuning : CrO42-, Fe(CN)64-, Fe3+.
-Merahjingga : Cr2O72-.
-Ungu : MnO4-.
-Merah jambu : Co, Mn2+.
2)Sifat asam
-Larutan netral
Tidak ada asam atau basa bebas, garam asam dan garam yang terhidrolisa yang memberikan asam atau basa.
-Larutan yang bereaksi basa
Mungkin disebabkan oleh hidroksida dari logam alkali dan alkali tanah, karbonat, sulfida, hipoklorit, dan peroksida dari logam alkali tersebut.
-Larutan yang bereaksi asam
Mungkin disebabkan oleh asam bebas, garam asam, garam yang menghasilkan reaksi asam karena hidrolisis atau oleh suatu larutan garam dalam asam.
b. Reaksi Pengendapan
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik kualitatif yang melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluardari larutan. Kelarutan suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya (sebab endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat bersngkutan).
Pada pengendapan, apabila ada kelebihan dari zat pereaksi yang digunakan untuk membentuk endapan, kelebihan itu harus dipisahkan dari endapan. Pemakaian zat pereaksi yang terlalu benyak, mungkin tidak akan terjadi endapan karena terbentuknya ion kompleks, sehingga pemakaina zat pereaksi secara berlebihan tidak berguna dan merupakan pemborosan, juga dapat menyulitkan proses analisa. Cara yang baik dalam praktikum biasanya adalah dengan menambahkan kurang lebih setengah dari yang diperlukan, kemudian ditapis dan air tapisan ditambah pereaksi lagi, jika tidak terjadi endapan berarti zat pereaksi telah cukup.
c. Filtrasi atau Penyaringan
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat pereaksi. Sebelum ditapis, endapan harus dipanasi, kecuali untuk endapan yang larut bila dipanasi. Untuk itu, endapan dapat dicuci dengan cara dekantasi, artinya endapan dibiarkan supaya mengendap sempurna, baru filtratnya dituang kemudian diganti air suling, diaduk lalu dibiarkan, bru didekantasi lagi. Jika ada kecenderungan endapn larut dala air saringannya, karena terbentuk koloid, sebaiknya ke dalam larutan ditambahkan NH4Cl dan NH4NO3 untuk mencegah terbentuknya koloidal.
d. Pencucian Endapan
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan dengan cara melarutkan kotoran yang terdapat dalam endapan.
Syarat-syarat larutan pencuci :
a.Tidak melarutkan endapan
b.Tidak bereaksi dengan endapan
c.Tidak menyebabkan endapan baru
d.Mudah menguap pada temperatur dimana endapan dikeringkan
e.Mudah melarutkan kotoran

Macam-macam larutan pencuci :
a.Aquadest
Digunakan untuk endapan yang kelarutannya sedikit dalam air, bila kelarutannya besar harus ditambah ion sejenis.
Misal : CaC2O4, pencuci (NH4)2C2O4
b.Zat cair yang dapat mengurangi kelarutan endapan (bertendensi menjadi koloid) dipakai larutan elektrolit sembarang, asalkan tidak bereaksi dengan endapan dan mudah menguap, misalnya Fe(OH)3 sebagai pencuci NH4NO3.
c.Zat cair yang dapat mereduksi endapan yang telah teroksidasi, misal NH4NO3
Rumus : Xn = Xo + ( u )n
(u+v)
Keterangan :
Xn= konsentrasi kotoran setelah pencucian
Xo= konsentrasi kotoran sebelum pencucian
u= volume pencuci yang melekat pada endapan
v= volume pencuci yang dipakai tiap pencucian
n= banyaknya pencucian



III. Alat dan Bahan
a. Alat
a. Tabung reaksi dalam berbagai ukuran + rak
b. Beaker glass
c. Pemanas
d. Penjepit
e. Batang Pengaduk gelas
f. Cawan porselin
g. Pipet tetes
b. Bahan
1. Larutan Na2CO3 40. Larutan KCNS
2. Larutan AgNO3 41. Larutan Borax
3. Larutan HCl 42. Larutan Metanol
4. Larutan MgSO4 43. Larutan Na-fosfat
5. Larutan BaCl2 44. Larutan Ammonium Molibdat
6. Larutan CH3COOH 45. Larutan Mg-mixture
7. Larutan Barium Hidroksida LP 46. Larutan K2CrO4
8. Larutan CaCl2 47. Larutan Na-asetat
9. Larutan Na2SO3 48. Larutan KOH pekat
10. Kertas saring 49. Aquades
11. Larutan KMnO4 50. Larutan H2O2
12. Larutan Barium Hidroksida LP 51. Larutan CuSO4 .
13. Larutan H2SO4 52. Larutan Na2C2O3
14. Larutan K2Cr2O7 53. Larutan Amonium asetat
15. Larutan Pb(NO3)2 54. Larutan MgCl2
16. Larutan Na2S2O3
17. Larutan FeCl3
18. Larutan I2
19. Larutan Na2SO4
20. Aqua regia/air raja
21. Larutan Na2S
22. Larutan HNO3
23. Larutan Cd-asetat
24. Larutan NaNO3
25. Larutan FeSO4
26. Larutan KI
27. Larutan HNO2
28. Larutan NaNO2
29. Serbuk Zn
30. Larutan NaOH
30. Larutan MnCl2
31. Kertas Lakmus
32. Larutan NaCl
33. Larutan NH4OH ( Amonia )
34. Larutan KBr
35. Larutan CCl4
36. Larutan Flourescein
37. Larutan Amylum
38. Larutan HgCl2
39. Larutan KCNS
IV. Cara Kerja
1. Karbonat
a.
Na2CO3
tb. reaksi
Tambahkan + HCl
hasil

Tambahkan AgNO3 berlebih
hasil

Panaskan
hasil

HNO3 atau
hasil
b.
Na2CO3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil

Didekatkan Batang pengaduk diatas mulut tabung yang telah dibasahi dengan barium hidroksida LP atau kalsium hidroksida LP
hasil
c.
Na2CO3
tb. reaksi
Tambahkan MgSO4
hasil
d.
Na2CO3
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

2. Bikarbonat
a.
Na2C2O3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na2C2O3
tb. reaksi
Tambahkan HCl
hasil

Didekatkan Batang pengaduk di atas mulut tabung yang telah dibasahi dengan barium hidroksida LP atau kalsium hidroksida LP
hasil



c.
Na2C2O3
tb. reaksi
Tambahkan MgSO4
hasil

Panaskan
hasil
d.
Na2C2O3
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

3. Sulfit
a.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan HCl
hasil

kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 + H2SO4 didekatkan di mulut tabung
hasil
c.
AlCl3
tb. reaksi
Tambahkan KMnO4
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
d.
AlCl3
tb. reaksi
Tambahkan K2Cr2O7
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
e.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan I2
Tambahkan H2SO4 encer
hasil




f.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil
g.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

4. Thiosulfat
a.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan HCl
hasil

kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 + H2SO4 didekatkan dimulut tabung
dibaui
hasil
c.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan FeCl3
hasil

Didiamkan atau dikocok
hasil
d.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan I2
hasil
e.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil

Tambahkan Pb(NO3)2 berlebih
hasil
Panaskan
hasil


5. Sulfat
a.
Na2SO4
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na2SO4
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

Tambahkan aqua regia/air raja
hasil
Tambahkan ammonium asetat pekat
hasil

6. Sulfida
a.
Na2S
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil

Tambahkan HNO3 encer dingin
hasil
Tambahkan HNO3 panas
hasil
b.
Na2S
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Dipanaskan
hasil

dibaui
kertas saring yang dibasahi dengan larutan Pb(NO3)2 didekatkan dimulut tabung
hasil
c.
Na2S
tb. reaksi

Tambahkan Pb(NO3)2
hasil
d.
Na2S
tb. reaksi

Tambahkan MnCl2
hasil


e.
Na2S
tb. reaksi
Tambahkan Cd-asetat
hasil

7. Nitrit
a.
NaNO2
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
NaNO2
tb. reaksi
Tambahkan FeSO4
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
c.
NaNO2
tb. reaksi
Tambahkan KMnO4
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
d.
NaNO2
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
Tambahkan asam nitrat encer dingin
hasil
kertas saring yang dibasahi dengan larutan amylum didekatkan di mulut tabung
hasil

8. Nitrat
a.
NaNO3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
NaNO3
tb. reaksi
Tambahkan FeSO4 jenuh
Tambahkan H2SO4 pekat
hasil



c.
NaNO3
tb. reaksi
Tambahkan Zn
Tambahkan NaOH
dipanaskan
hasil
meletakkan kertas lakmus merah di atas tabung reaksi
batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat didekatkan di atas mulut tabung
hasil

9. Klorida
a.
NACl
tb. reaksi

Tambahkan AgNO3
hasil

Tambahkan NH4OH encer
hasil

Tambahkan HNO3
hasil
b.
NACl
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4
dipanaskan
hasil
meletakkan kertas lakmus biru di atas tabung reaksi
Batang pengaduk yang dibasahi amonia didekatkan di atas mulut tabung
hasil
c.
NACl
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil

Dipanaskan
hasil
Dididihkan
hasil

10. Bromida
a.
KBr
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil

b.
KBr
tb. reaksi
Tambahkan HNO3
hasil
Tambahkan kloroform
Kertas saring yang dibasahi fluorescein didekatkan di atas mulut tabung
hasil

11. Iodida
a.
KI
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
KI
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 pekat
hasil
Tambahkan kloroform
Kertas saring yang dibasahi amylum didekatkan di atas mulut tabung
hasil
c.
KI
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil

Diencerkan
hasil
Didinginkan
hasil
d.
KI
tb. reaksi
Tambahkan merkuri klorida
hasil

Tambahkan KI berlebih
hasil

12. Rodanida/Thiosianat (CNS-)
a.
KCNS
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil



b.
KCNS
tb. reaksi
Tambahkan FeCl3
hasil
c.
KCNS
tb. reaksi
Tambahkan CuSO4
hasil

Tambahkan CuSO4 berlebih
hasil

13. Borat
a.
Borax
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Borax
cawan porselin
Dikeringkan
Tambahkan H2SO4 pekat + Metanol
Dibakar
hasil
c.
Borax
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

Tambahkan BaCl2 berlebih
hasil

14. Fosfat
a.
Na-fosfat
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na-fosfat
tb. reaksi
Tambahkan Ammonium Molibdat
Tambahkan HNO3
hasil


c.
Na-fosfat
tb. reaksi
Tambahkan Magnesium mixture
hasil

15. Kromat
a.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil
c.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil
d.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan H2O2
hasil
e.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
hasil
f.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan NaOH encer
hasil

16. Dikromat
a.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil




b.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil
c.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil
d.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan H2O2
hasil
e.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
hasil
f.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan NaOH encer
hasil

17. Asetat
a.
Na-asetat
tb. reaksi
Tambahkan Alkohol
Tambahkan H2SO4 pekat
hasil
b.
Na-asetat
tb. reaksi
Tambahkan FeCl3
hasil

18. Permanganat
a.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil



b.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan KOH pekat
hasil

Tambahkan H2O dan diasamkan dengan H2SO4 encer
hasil
c.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan H2O2
hasil
d.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan natrium nitrit
hasil
e.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan FeSO4
hasil
f.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan CH3COOH
Dipanaskan
hasil


V. Data Pengamatan
1. Karbonat
a. Na2CO3 + AgNO3 Endapan putih

Endapan putih + AgNO3 berlebih Endapan kuning ( sebelum pemanasan)

Setelah dipanaskan Endapan coklat hitam
( Endapan larut dalam asam nitrat dan ammonia )

b. Na2CO3 + HCl Gas CO2
Bukti : batang pengaduk yang telah dibasahi calsium hidroksida LP didekatkan dimulut tabung Endapan putih

c. Na2CO3 + MgSO4 Endapan putih

d. Na2CO3 + BaCl2 Endapan putih

2. Bicarbonat
a. Na2C2O3 + AgNO3 Endapan putih

b. Na2C2O3 + HCl Gas CO2
Bukti : batang pengaduk yang telah dibasahi Barium hidroksida LP didekatkan dimulut tabung Endapan putih

c. Na2C2O3 + MgSO4 Tidak ada endapan ( sebelum dipanaskan )

Setelah dipanaskan Endapan putih

d. Na2C2O3 + BaCl2 Endapan putih

3. Sulfit
a. Na2SO3 + AgNO3 Endapan putih

b. Na2CO3 + HCl Gas CO2
Bukti : kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 + H2SO4 didekatkan dimulut tabung dari orange hijau

c. KMnO4 + H2SO4 + Na2SO3 warna ungu dilunturkan

d. K2Cr2O7 + H2SO4 + Na2SO3 warna hijau

e. I2 + H2SO4 + Na2SO3 coklat dilunturkan

f. Na2SO3 + Pb(NO3)2 Endapan putih

g. Na2SO3 + BaCl2 Endapan putih

4. Thiosulfat
a. Na2S2O3 + AgNO3 Endapan putih kuning coklat

hitam
b. Na2S2O3 + HCl Gas CO2
Bukti : - kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 + H2SO4 dari
orange hijau
- Bau belerang
c. Na2S2O3 + FeCl3 Larutan ungu dilunturkan

d. I2 + Na2S2O3 warna coklat yang dilunturkan

e. Na2S2O3 + Pb(NO3)2 tidak terjadi endapan + Pb(NO3)2 berlebih

Endapan putih. Jika dipanaskan endapan hitam

5. Sulfat
a. Na2SO4 + AgNO3 tidak terjadi endapan
b. Na2SO4 + BaCl2 Endapan putih aqua regia/air raja( HClp:HNO3p=1:3 )
endapan putih tidak larut + ammonium
asetat pekat. Endapan tidak larut

6. Sulfida
a. Na2S + AgNO3 Endapan putih. Endapan tidak larut dalam
asam nitrat encer dingin tetapi larut dalam asam nitrat panas.
b. Na2S + HCl timbul Gas
Bukti : - kertas saring yang dibasahi dengan larutan Pb(NO3)2 didekatkan
dimulut tabung kemudian dipanaskan akan terjadi warna hitam.
- Bau spesifik
c. Na2S + Pb(NO3)2 Endapan Hitam

d. Na2S + MnCl2 Endapan merah jambu

e. Na2S + Cd-asetat Endapan kuning

7. Nitrit
a. NaNO3 + AgNO3 Endapan putih

b. FeSO4 + H2SO4 + NaNO3 terjadi cincin coklat

c. KMnO4 + H2SO4 + NaNO3 warna ungu yang dilunturkan

d. KI + HNO3 + NaNO3 Timbul gas I2
Bukti : - kertas saring yang dibasahi dengan larutan Amylum biru

8. Nitrat
a. NaNO2 + AgNO3 Tidak terjadi Endapan putih

b. NaNO2 + FeSO4 jenuh + H2SO4 Cincin coklat

c. NaNO2 + serbuk Zn + NaOH ( dipanasakan ) Gas amonia
Bukti : - Kertas lakmus merah biru
- Terjadi kabut putih pada batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat

9. Klorida
a. NACl + AgNO3 Endapan putih + NH4OH encer Endapan larut
( tetapi tidak larut dalan HNO3 encer )
b. NACl + H2SO4 ( dipanaskan ) Gas
Bukti : - Kertas lakmus biru merah
- Terjadi kabut putih pada batang pengaduk yang dibasahi amonia
c. NACl + Pb(NO3)2 Endapan putih ( dipanaskan) Endapan
akan larut kemudian dididihkan endapan berbentuk jarum

10. Bromida
a. KBr + AgNO3 Endapan kuning muda

b. KBr + HNO3 Uap warna coklat merah
Bukti : - Dalam larutan + Kloroform Lapisan kloroform berwarna coklat merah
- Kertas saring dibasahi dengan fluorescein Merah jingga

11. Yodida
a. KI + AgNO3 Endapan kuning

b. KI + H2SO4 pekat Uap ungu
Bukti : - Dalam larutan + Kloroform Lapisan kloroform berwarna ungu
- kertas saring yang dibasahi dengan larutan Amylum biru
c. KI + Pb(NO3)2 Endapan kuning kemudian diencerkan dengan aquades
Endapan akan larut ( didinginkan )
Terjadi endapan lagi berbentuk kuning keemasan.
d. KI + Merkuri Klorida Endapan merah jingga + KI berlebih
endapan akan larut

12. Rodanida/Thiosanat ( CNS )
a. KCNS + AgNO3 Endapan putih

b. KCNS + FeCl3 Larutan berwarna merah darah

c. KCNS + CuSO4 Larutan berwarna hijau + CuSO4 berlebih
Endapan putih yang lama-lama jadi hitam

13. Borat
a. Borax + AgNO3 Endapan putih

b. Reaksi nyala
Borax dikeringkan dalam cawan porselin + H2SO4 pekat + Metanol kemudian dibakar Nyala api akan berwarna hijau
c. Borax + BaCl2 Endapan putih. Endapan tidak larut dalam ammonium asetat

14. fosfat
a. Na-fosfat + AgNO3 Endapan kuning

b. Na-fosfat + ammonium molibdat + HNO3 Endapan kuning

c. Na-fosfat + Mg-mixture Endapan putih

15. Kromat
a. K2CrO4 + AgNO3 Endapan merah coklat

b. K2CrO4 + Pb(NO3)2 Endapan kuning

c. K2CrO4 + BaCl2 Endapan kuning

d. K2CrO4 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan biru kemudian timbul gas dan larutan hijau
e. K2CrO4 + HCl encer Larutan warna orange
f. K2CrO4 + NaOH encer Larutan tetap kuning

16. Dikromat
a. K2Cr2O7 + AgNO3 Endapan merah coklat

b. K2Cr2O7 + Pb(NO3)2 Endapan kuning

c. K2Cr2O7 + BaCl2 Endapan kuning

d. K2Cr2O7 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan biru tua kemudian timbul gas dan larutan hijau
e. K2Cr2O7 + HCl encer Larutan tetap orange

f. K2Cr2O7 + NaOH encer Larutan kuning

17. Asetat
a. Na-asetat + Metanol + H2SO4 pekat ( dipanaskan ) Bau harumdari etil asetat
b. Na-asetat + FeCl3 Larutan coklat merah

18. Permanganat
a. KMnO4 + AgNO3 Tidak terjadi reaksi

b. KMnO4 + KOH pekat ( dipanaskan ) Larutan hijau + H2O dN diasamkan

dengan H2SO4 encer Larutan warna ungu
c. KMnO4 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan warna ungu dari KMnO4

d. KMnO4 + H2SO4 encer + NaNO3 Larutan warna ungu dari KMnO4

e. KMnO4 + H2SO4 encer + FeSO4 Larutan warna ungu dari KMnO4

f. KMnO4 + H2SO4 encer + CH3COOH Larutan warna ungu dari KMnO4


VI. Pembahasan
1. Karbonat
Terjadinya endapan putih pada saat pengujian sampel Na2CO3 dengan beberapa larutan yang diujikan menunjukan sampel mengandung CO32-.

CO32- + 2H+ CO2 + H2O

CO2 + Ba+ + 2OH- BaCO3 + H2O

a. Na2CO3 + AgNO3 Endapan putih

Endapan putih + AgNO3 Endapan kuning ( sebelum pemanasan)

Setelah dipanaskan Endapan coklat hitam
( Endapan larut dalam asam nitrat dan ammonia )
Hal ini menunjukan sampel mengandung CO32-.
b. Na2CO3 + HCl Gas CO2 dilepaskan

CO32- + 2H+ CO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur ( air burit ) :

CO2 + Ca+ + 2OH- BaCO3 + H2O

CO2 + Ba+ + 2OH- BaCO3 + H2O

c. Na2CO3 + MgSO4 Endapan putih

Hal ini menunjukan sampel mengandung CO32-.
d. Na2CO3 + BaCl2 Endapan putih Barium carbonat :

CO2 + Ba+ BaCO3

Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi, hidrogen karbonat tidak bereaksi. Endapan dapat larut dalam asam mineral dan asam karbonat :

BaCO3 + 2H+ Ba+ + CO2 + H2O

BaCO3 + CO2 + H2O Ba+ + 2HCO-

2. Bicarbonat
a. Na2C2O3 + AgNO3 Endapan putih

b. Na2C2O3 + HCl Gas CO2
Bukti : batang pengaduk yang telah dibasahi Barium hidroksida LP didekatkan dimulut tabung Endapan putih

c. Na2C2O3 + MgSO4 Tidak ada endapan ( sebelum dipanaskan )

Setelah dipanaskan Endapan putih

d. Na2C2O3 + BaCl2 Endapan putih

3. Sulfit
a. Na2SO3 + AgNO3 Endapan kristalin putih perak sulfit :

[AgSO3]- + Ag+ Ag2SO3

Endapan melarut jika ion sulfit ditambahkan dengan berlebihan :

AgSO3 + SO32- 2 [AgSO3]-

Endapan juga larut dalam HNO3 encer, di mana gas belerang dioksida dilepaskan dan di dalam amonia, di mana terbentuk kompleks diaminaargentat :

Ag2SO3 + 2H+ SO2 + 2Ag+ + H2O

Ag2SO3 + 4NH3 2 [Ag(NH3)2]+ + SO32-


b. Na2CO3 + HCl Penguraian, lebih cepat dengan dipanaskan, disertai pelepasan belerang dioksida :

SO32- + 2H+ SO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari bau belerang terbakar yang menyesakan nafas dan dari pewarnaan hijau yang dihasilkan bila sehelai kertas saring yang dibasahi dengan K2Cr2O7 yang telah diasamkan dengan H2SO4 encer yang didekatkan di atas mulut tabung. Hal ini disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium (III) :

3SO2 + Cr2O72- + 2H+ 2Cr3+ + 3SO42- + H2O

c. KMnO4 + H2SO4 + Na2SO3 warna ungu dilunturkan, yang disebabkan oleh reduksi menjadi ion-ion mangan (II) :

5SO32- + 2KMnO4-- 2Mn2+ + -5SO42- + H2O

d. K2Cr2O7 + H2SO4 + Na2SO3 warna hijau, yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium (II) :

3SO32- + Cr2O72- + 6H+ 2Mn2+ + -5SO42- + 4H2O

e. I2 + H2SO4 + Na2SO3 coklat dilunturkan

f. Na2SO3 + Pb(NO3)2 Endapan putih timbel sulfit :

SO32- + Pb2+ PbSO3

Endapan larut dalam HNO3 encer, di mana gas belerang dioksida terbentuk :

PbSO3 + 2H+ SO2 + Pb2+

g. Na2SO3 + BaCl2 Endapan putih barium sulfit :

SO32- + Ba2+ BaSO3

Endapan larut dalam HCl encer, di mana gas belerang dioksida dilepaskan :

BaSO3 + 2H+ Ba2+ + SO2 + H2O

Setelah didiamkan, endapan perlahan-lahan teroksidasi menjadi sulfat dan tak larut dalam asam mineral encer, perubahan ini dapat dihasilakn dengan cepat dengan memanaskan dengan air brom atau sedikit asam nitrat pekat atau dengan hidrogen peroksida :

2BaSO3 + O2 2BaSO4


BaSO3 + Br + H2O BaSO4 + 2Br - + 2H+
3BaSO3 + HNO3 3BaSO4 + 2NO + H2O


BaSO3 + H2O2 BaSO4 + H2O

4. Thiosulfat
a. Na2S2O3 + AgNO3 Endapan perak tiosulfat :

S2O32- + 2Ag + Ag2S2O3

Mula-mula tidak terjadi endapan, karena terbentukkompleks ditiosulfatoargentat (I) yang larut :

2S2O32- + Ag + [Ag(S2O3)2]3-

Endapan ini tidak stabil, berubah menjadi gelap setelah didiamkan, dimana terbentuk perak sulfida :

Ag2S2O3 + H2O Ag2S + 2H+ + SO42-

Penguraian ini dapat dipercepat dengan memanaskan.
b. Na2S2O3 + HCl pada keadaan dingin larutan tiosulfat tidak terjadi endapan, cairan yang diasamkan tersebut segra menjadi keruh karena pemisahan belerang dan dalam larutan terdapat asam sulfit. Dengan memanaskan larutan, belerang dioksida dilepaskan, yang dapat diketahui dari baunya dan kerjanya terhadap kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 yang telah diasamkan dengan H2SO4 encer. Belerang tadi mula-mula membentuk larutan koloidal, yang berangsur-angsur dikoagulasikan oleh asam bebas yang terdapat di dalamnya. Reaksi-reaksi sampingan yang terjadi, yang menimbulkan asam tionat :

2S2O32- + 2H+ S + SO2 + H2O

c. Na2S2O3 + FeCl3 Larutan ungu ( lembayung ), yang mungkain disebabkan karena terbentuknya suatu kompleks ditiosulfatobesi (III) :

2S2O32- + Fe3+ [Fe(S2O3)2]-

Setelah didiamkan, warna ungu hilang ( luntur ) dengan cepat, sementara ion-ion tetrationat dan besi (II) terbentuk :

[Fe(S2O3)2]- + Fe3+ 2Fe2+ + S4O62-

Reaksi keseluruhan dapat dituliskan sebagai reduksi besi (III) oleh tiosulfat :

2S2O32- + 2Fe3+ S4O62- + 2Fe2+

d. I2 + Na2S2O3 warna coklat yang dilunturkan, di man terbentuk larutan ion tetrationat yang tak berwarna :

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Reaksi ini mempunyai penggunaan yang praktis dalam metode iodometri dan iodimetri dari analisis secara titrasi .

e. Na2S2O3 + Pb(NO3)2 mula-mula tidak terjadi endapan, tetapi dengan penambahan Pb(NO3)2 berlebih, terbentuk endapan putih timbel tiosulfat :

S2O32- + Pb2+ PbS2O3
Endapan larut dalam tiosulfat berlebih, oleh sebab inilah mula-mula tak terjadi endapan. Dengan mendidihkan suspensi endapan itu menjadi berwarna gelap, dan akhirnya membentuk endapan hitam timbel sulfida :

PbS2O3 + H2O PbS + 2H+ + SO42-

Reaksi ini dapat dipakai untuk membedakan ion sulfit dan ion tiosulfat

5. Sulfat
a. Na2SO4 + AgNO3 terjadi endapan putih perak sulfat,
Ag2SO4 ( kelarutan 5,8 ί pada 18˚ ) dari larutan pekat.

SO42- + Ag + Ag2SO4

b. Na2SO4 + BaCl2 Endapan putih barium sulfat, BaSO4.

SO42- + Ba2+ BaSO4

Endapan tidak larut dalam HCl encer panas, aqua regia/air raja( HClp:HNO3p=1:3 ), HNO3 encer dan juga ammonium asetat, tetapi larut sedang-sedang saja dalam HCl encer.

6. Sulfida
a. Na2S + AgNO3 Endapan putih perak sulfida (Ag2S ). Endapan tidak larut dalam asam nitrat encer dingin tetapi larut dalam asam nitrat panas.

S2- + 2Ag + Ag2S

b. Na2S + HCl timbul Gas
Dapat dideteksi dari Baunya yang spesifik dan dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan Pb(NO3)2 didekatkan dimulut tabung kemudian dipanaskan akan terjadi warna hitam dari PbS :

Pb( CH3COO )2 + H2S PbS ( hitam )

c. Na2S + Pb(NO3)2 Endapan Hitam timbel sulfida, PbS.

d. Na2S + MnCl2 Endapan merah jambu

e. Na2S + Cd-asetat Endapan kuning
7. Nitrit
a. NaNO2 + AgNO3 Endapan kristalin putihperak nitrit dari larutan yang pekat :

NO2 - + Ag + AgNO2

b. Uji adanya ion nitrit didasarkan atas kemampuannya sebagai bahan pengoksidasi. Larutan uji dibuat bibuat sedikit sedikit bersuasana asam dengan menambahkan H2SO4 encer kemudian ditambahkaan beberapa tetes larutan besi (II) sulfat ke dalam larutan sampel akan menyebabkan oksidasi besi (II) menjadi besi (III) dan perekdusian
NO2 – menjadi NO. Reaksi antara NO dan kelebihan besi (II) menghasilkan kompleks besi yang berwarna coklat ( cincin coklat ) :

NO2 - + Fe2+ + 2H+ Fe2+ + NO + H2O

Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+

c. KMnO4 + H2SO4 + NaNO2 warna ungu yang dilunturkan oleh suatu nitrit, tetapi tidak ada gas yang dilepaskan :

5SO2- + 2MnO4- - 5SO3- + 2Mn2+ + 3H2O

d. Dengan menambahkan suatu larutan nitrit ke dalam larutan KI yang diteruskan dengan mengasamkan dengan asam asetat encer, iod akan dibebeskan yang dapat diidentifikasi dari warna biru yang dihasilkan dari pencelupan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan amylum. Metode lainnya yaitu dengan mengektraksi iod yang dibebaskan itu kloroform atau tetraklorida.

2SO2- + 2I + 2CH3COOH I2 + 2NO + 2CH3COO - + 3H2O

8. Nitrat
a. NaNO3 + AgNO3 Tidak terjadi Endapan putih

b. Identifikasi NO3 dilakukan dengan menambahkan FeSO4 jenuh ke dalam sampel yang telah diasamkan dengan H2SO4. kemudian dengan hati-hati ditambahkan larutan H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi maka setelah beberapa menit terbentuk cincin coklat pada pertemuan kedua larytan tersebut. Hal ini menunjukan adanya ion nitrat dalam larutan sampel. Reaksi pembentukan cincin coklat [Fe(NO)]2+ dapat dituliskan sebagai berikut :

NO3 - + 3Fe2+ + 4H+ 3Fe3+ + NO + 2H2O

Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+

Cincin coklat terdapat pada pertemuan kedua larutan tersebut dikarenakan pada pertemuan tersebut konsentrasi H+ tertinggi.

c. NaNO3 + serbuk Zn + NaOH ( dipanasakan ) Gas amonia dilepaskan
Dapat didideteksi dari baunya yang spesifik dan dari kerjanya atas kertas lakmus merah yang diubah menjadi biru serta terjadinya kabut putih pada saat batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat didekatkan di atas mulut tabung :
NO3 - + 4Zn + 4OH - + 6H2O NH3 + 4[Zn(OH)4] 2-

9. Klorida
a. NACl + AgNO3 Endapan putih AgCl. Endapan tidak larut dalam air dan HNO3 encer akan tetapi larut dalam NH4OH encer dan dalam larutan KCNS dan tiosulfat :
Cl- + Ag + AgCl

AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2] + + Cl-

[Ag(NH3)2] + + Cl- + 2H+ AgCl + 2NH4

c. Pengujian sampel NaCl dengan larutan H2SO4 pekat akan banyak menguraikan banyak klorida dalam keadaan dingin dan penguraian akan sempurna pada saat pemanasan, yang disertai pelepasan hidrogen peroksida :

Cl- + H2SO4 HCl + HSO4 -
Gas ini dapat dikenali dari sifatnya yang mengubah Kertas lakmus biru menjadi merah dan dari pembentukan kabut putih ammonium klorida, bila batang pengaduk yang dibasahi amonia yang didekatkan di aatas mulut tabung.

c. NACl + Pb(NO3)2 ( dipanaskan) Endapan putih timbel klorida ( PbCl2 ) dari larutan yang pekat :

2Cl - + Pb2+ PbCl2

10. Bromida
a. KBr + AgNO3 Endapan seperti dadih yang berwarna kuning-muda ( pucat ) perak bromida, AgBr, yang sangat sedikit larut dalam amonia encer, tetapi mudah larut dalam larutan amonium pekat. Endapan juga larut dalam larutan KCNS dan natrium tiosulfat, tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer :

Br - + Ag + AgBr

AgBr + 2NH3 [Ag(NH3)2] + + Br -

AgBr + 2CN- [Ag(CN)2] - + Br -

AgBr + 2S2O3 2- [Ag(S2O3)2] 3- + Br -

b. KBr + HNO3 Uap warna coklat merah :

Br - + 8HNO3 3Br2 + 2NO + 6NO3 - + 4H2O

Hal ini dapat dibuktikan dengan :
1. Jika ke dalam larutan sampel ditambahkan kloroform maka lapisan kloroform akan berwarna coklat.
2. Uji fluorescein: brom bebas mengubah zat warna fluorescein (I) yang kuning menjadi eosin (II) atau tetrabromoflouresin yang merah. Maka ketika kertas saring yang dijenuhi dengan larutan fluorescein adalah reagensia yang berharga untuk uap brom karena kertas saring berwarna merah jingga.

11. Yodida
a. KI + AgNO3 Endapan seperti dadih yang berwarna kuning yaitu perak iodida, AgI, yang mudah larut dalam larutan KCNS dan natrium tiosulfat, sangat sedikit larut dalam larutan amonia dan tak larut dalam asam nitrat encer :

I- + Ag + AgI

AgI + 2CN- [Ag(CN)2] - + I-

AgI + 2S2O3 2- [Ag(S2O3)2] 3- + I-

b. KI + H2SO4 pekat Uap ungu ( lembayung ). Uap ini dapat dibuktikan dengan :
1. Jika ke dalam larutan sampel ditambahkan kloroform maka lapisan kloroform akan berwarna ungu.
2. kertas saring yang dibasahi dengan larutan Amylum yang diletakkan di atas mulut tabung akan berwarna biru.
Hal ini menunjukan adanya ion iodida dalam larutan sampel :

2I- + Cl2 I2 + 2Cl

2I- + 2H2SO4 l2 + 2SO42- + 2H2O

c. KI + Pb(NO3)2 Endapan kuning timbel iodida yang larut dalam aquades panas yang banyak dengan membentuk suatu larutan tak berwarna. Dan ketika didinginkan, menghasilkan keping-keping yang kuning keemasan seperti sisik ikan :

2I- + Pb 2+ PbI2


.
d. KI + Merkuri Klorida Endapan merah jingga skarlet merkurium (II) iodida:

2I- + HgCl2 HgI2 + 2Cl-


Endapan dapat larut dalam KI berlebih, dan akan membentuk suatu kompleks tetraiodidiomerkurat (II) :

HgI2 + 2I- [HgI2] 2-

12. Rodanida/Thiosanat ( CNS )
a. KCNS + AgNO3 Endapan perak tiosianat, AgSCN, yang berwarna putih seperti dadih susu. Endapan larut dalam larutan amonia tetapi tidak larut dalam HNO3 encer :
SCN- + Ag + AgSCN

AgSCN + 2NH3 [Ag(NH3)2] + + SCN+

b. KCNS + FeCl3 Larutan berwarna merah darah, yang ditimbulka karena terbentuknya suatu kompleks :

3SCN- + Fe3+ Fe(SCN)3

c. KCNS + CuSO4 Larutan berwarna hijau, lalu endapan hitam tembaga (II) tiosanat dalam CuSO4 berlebih :

2SCN- + Cu2+ Cu(SCN)2

Penambahan asam sulfit ( larutan jenuh belerang dioksida ) mengubah endapan menjadi tembaga (I) tiosanat yang putih :

Cu(SCN)2 + SO2 + 4H2O 2CuSCN + 2SCN- + SO42- + 4H+

13. Borat
a. Borax + AgNO3 Endapan putih metaborat, AgBO2, dari larutan borat yang cukup pekat. Endapan larut baik dalam amonia encer maupun dalam asam asetat. Dengan mendidihkan endapan dengan air, endapan terhidrolisis sempurna dan diperoleh endapan coklat perak oksida. Endapan perak oksida dihasilkan langsung dalam larutan-larutan yang sangat encer :

B4O7 2- + 4Ag + + H2O 4AgBO2 + 4H+

2AgBO2 + 3H2O Ag2O + 2H3BO3

Asam borat yang terbentuk dalam reaksi ini praktis tidak terdisosiasi.
b. Pengujian dilakukan pada sampel borax yang dikeringkan dalam sebuah cawan porselin kemudian dicampurkan asam sulfat pekat dan metanol ke dalam cawan porselin dan kemudian dinyalakan, alkohol (metanol ) akan terbakar dengan nyala yang pinggirannya hijau, hal ini disebabkan oleh pembentukan metil borat B (OCH3)3 atau etil borat B (OC2H5)2. Kedua ester ini beracun :

H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3 + 3H2O

Reakis ini boleh disesuaikan sebai uji bercak dengan cara berikut : metil borat disuling dan dialirkan ke dalam larutan air yang mengandung kalium f;orida, mangan (II) nitrat, dan perak nitrat. Ester ini akan dihidrolisis oleh air menjadi asam borat :

B(OCH3)3 + 3H2O H3BO3 + 3CH3OH

Asam borat ini bereaksi dengan alkali florida dan membebaskan basa alkali bebas :

H3BO3 + 4F - [BF4] - + 3OH-

Basa alkali bebas ini bisa diidentifukasi dari terbentuknya endapan hitam dengan larutan mangan (II) nitrat-perak nitrat.
c. Borax + BaCl2 Endapan putih barium metaborat, Ba(BO2)2, dari larutan-larutan yang cukup pekat. Endapan tidak larut dalam ammonium asetat, asam-asam encer, BaCl2 berlebih. Larutan kalsium dan strontium klorida bertindak serupa :

B4O7 2- + 2Ba 2+ + B2O 2Ba(BO2)2 + 2H+

14. fosfat
a. Na-fosfat + AgNO3 Endapan kuning perak ortofosfat normal, Ag3PO4, yang larut dalam larutan amonia encer dan dalam asam nitrat encer:

HPO4 2- + 3Ag + Ag3PO4 + H+

Ag3PO4 + H+ H2PO4 2- + 3Ag +

Ag3PO4 + 6NH3 [Ag(NH3)2] + + PO4 2-


b. Na-fosfat + ammonium molibdat + HNO3 Endapan amonium fosfomolibdat yang berwarna kuning kristalin, (NH4)3P(MO3O10)4
Pengendapan dipercepat dengan memanaskan sampai suhu yang tak melampaui 40˚C, dan dengan penambahan larutan amonium nitrat. Endapan larut dalam larutan amonia dan dalam basa alkali.
c. Na-fosfat + Mg-mixture Endapan putih

15 & 16. Kromat & Dikromat

a. K2CrO4 + AgNO3 Endapan merah kecoklatan perak kromat, Ag2CrO4, yang larut dalam asam nitrat encer dan dalam larutan amonia, tetapi tak larut dalam asam asetat.
CrO4 2- + 2Ag + Ag2CrO4

Ag2CrO4 + H+ 2Ag + + Cr2O7 2- + 3H2O

Ag2CrO4 + 6NH3 [Ag(NH3)2] + + CrO4 2-


Endapan coklat kemerahan perak dikromat, Ag2Cr2O7, terbentuk dengan larutan pekat suatu dikromat, ini berubah ketika dipanaskna dengan ar menjadi perak kromat yang lebih sedikit larutnya.

Cr2O7 2- + 2Ag + Ag2Cr2O7

Ag2Cr2O7 2- + 2H2O Ag2CrO4 + CrO4 2- + 2H+



b. K2CrO4 + Pb(NO3)2 Endapan kuning endapan kuning timbel kromat, PbCrO4, yang tak larut dalam larutan asam asetat, tetapi larut dalam larutan asam nitrat encer dan larutan natrium hidroksida:
CrO4 2- + Pb 2+ PbCrO4
2PbCrO4 + 2H+ Pb 2+ + Cr2O7 2- + H2O

c. K2CrO4 + BaCl2 Endapan kuning barium kromat, BaCrO4, yang tak larut dalam air dan dalam asam asetat, tetapi larut dalam asam mineral encer:

CrO4 2- + Ba 2+ BaCrO4

Ion-ion dikromat menghasilkan endapan yang sama, tetapi karena suatu asam kuat terbentuk maka pengendapan hanyalah bersifat parsial:

Cr2O7 2- + 2Ba 2+ + H2O 2BaCrO4 + 2H+

Jika natrium hidroksida atau natrium asetat ditambahkan, maka pengendapan menjadi kuantitatif.
d. K2CrO4 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan larutan kromium pentoksida yang biru tua. Larutan biru ini sangat tidak stabil dan segera terurai, menghasilkan oksigen dan larutan suatu garam kromium (II) yang hijau.
Pewarnaan biru disebabkan oleh adanya kromium pentoksida, CrO5:

CrO4 2- + 2H+ + 2H2O2 CrO5 + 3H2O

e. K2CrO4 + HCl encer Larutan warna orange
pada saat pemanasan, klor dilepaskan dan dihasilkan suatu larutan yang mengandung ion kromium (III) :

2K2CrO4 + 16HCl 2Cr 3+ + 3Cl2 + 4K+ + 10Cl- + 8H2O

K2Cr2O7 + 16HCl 2Cr 3+ + 3Cl2 + 2K+ + 8Cl- + 7H2O

f. K2CrO4 + NaOH encer Larutan tetap kuning

17. Asetat
a. Pengujian sampel Na-asetat dengan etanol dan H2SO4 pekat yang dipanaskan dengan perlahan-lahan selama beberapa menit akan terbentuk etil asetat, CH3COO.C2H5, yang dapat dikenali dari baunya yang segar dan seperti buah. Setelah didinginkan dan diencerkan dengan air, bau harum itu akan lebih mudah dideteksi.

CH3COONa + H2SO4 CH3COOH + Na+ + HSO4 2-

CH3COOH + C2H5OH CH3COO. C2H5 + H2O

b. Na-asetat + FeCl3 Larutan merah tua, disebabkan oleh pembentukan ion kompleks [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+. Dengan mendidihkan larutan yang merah itu, ia terurai dan endapan besi(III) basa yang merah kecoklatan terbentuk:

6CH3COO- + 2Fe3+ + 8H2O [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+. + 2H+

[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+. + 8H2O 3Fe(OH)2CH3COO + 3CH3COOH+ H+

18. Permanganat
a. KMnO4 + AgNO3 Tidak terjadi reaksi

b. KMnO4 + KOH pekat ( dipanaskan ) Larutan hijau + H2O dan diasamkan
dengan H2SO4 encer Larutan warna ungu
c. KMnO4 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan warna ungu dari KMnO4menjadi hilang atau luntur dan dilepaskan oksigen yang murni tetapi basah ( mengandung air ) :
2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ 5O2 + 2MnO2+ + 8H2O

d. KMnO4 + H2SO4 encer + NaNO3 Larutan warna ungu dari KMnO4 dengan adanya asam sulfat, meredusi permanganat dengan disertai pembentukan ion-ion nitrat:

2MnO4- + 5NO2 - + 6H+ 2Mn2+ + 5NO3 - + 3H2O

Beberapa reaksi samping juga terjadi, dan campuran berbau gas nitrogen oksida.
e. KMnO4 + H2SO4 encer + FeSO4 Larutan warna ungu dari KMnO4 karena terbentuknya ion-ion besi(III) :

2MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O

warna ungu hiolang jika ditambahkan fosfat atau fluorida, mereka membentuk kompleks tak berwarna dengan besi(III).

f. KMnO4 + H2SO4 encer + CH3COOH Larutan warna ungu dari KMnO4 menjadi luntur. Dengan adanya H2SO4 encer, mengfhasilkan gas karbon dioksida:

2MnO4- + 5(COO) 22- + 16H+ 10CO2 + Mn2+ + 4H2O

Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60˚C. Ion mangan(II) mengkatalis reaksi ini, jadi reaksi ini adalah otokatalitik. Sekali ion mangan(II) telah terbentuk, reaksi ini menjadi semakin cepat.


VII. Kesimpulan
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll.






DAFTAR PUSTAKA

A. I. Vogel, A Textbook of Quantitative InorganicAnalysis, Including Elementary
Instrumental Analysis, ed.4 Logman 1978,

G. Svehla, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro, ed.5 PT. Kalman
Media Pusaka, Jakarta,

Hidayati,Ana, M.Si. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Semarang : Laboratorium Kimia Dasar FT IAIN Walisongo.

Ibnu, M. Sidiq, dkk., JICA Common Teksbook Edisi Revisi Kimia Analitik 1, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Malang,

http : //levenspiel.wordpress.com/ akses:12-12-2009.10:34



Semarang, Desember 2009

Dosen Pengampu Praktikan



(Dra. Ana Hidayati M., M.Si) ttd.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar