Kamis, 31 Desember 2009

Identifikasi Kation

IDENTIFIKASI KATION

I. Tujuan
- Praktikan dapat mengidentifikasikan anion yang ada dalam suatu larutan.

II. Dasar Teori
Kation adalah ion yang bermuatan positif.
Analisa Kimia dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki adanya suatu unsur di dalam sampel.
Analisa kualitatif dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa pendahuluan bertujuan untuk memperkirakan dan memberi arah sehingga memperoleh gambaran terhadap contoh yang akan ditiliti. Analisa pendahuluan meliputi :
a. Organoleptis (menggunakan panca indera), yang dianalisis biasanya berupa
bentuk, warna, bau.
b. Pemanasan dengan tabung pijar.
c. Reaksi nyala (flame test), dilakukan dengan menggunakan kawat Pt atau Nicr.
2. Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari/menyelidiki
banyaknya suatu unsur dalam sampel.
Banyak pendekatan yang dapat digunakan untuk melakukan analisis kualitatif. Ion-ion dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisika dan kimianya. Beberapa metode analisis kualitatif modern menggunakan sifat fisika seperti warna, spektrum absorpsi, spektrum emisi, atau medan magnet untuk mengidentifikasi ion pada tingkat konsentrasi yang rendah.
Namun demikian kita juga dapat menggunakan sifat fisika dan kimia untuk mengembangkan suatu metode analisis kualitatif menggunakan alat-alat yang sederhana yang dipunyai hampir semua laboratorium. Sifat fisika yang dapat diamati langsung seperti warna, bau, terbentuknya gelembung gas atau pun endapan merupakan informasi awal yang berguna untuk analisis selanjutnya.
Analisis kualitatif berdasarkan sifat kimia melibatkan beberapa reaksi kimia seperti reaksi asam basa, redoks, kompleks, dan pengendapan. Hukum kesetimbangan massa sangat berguna untuk menentukan ke arah mana reaksi berjalan. Dalam bahasan berikut akan diberikan tinjauan ringkas tentang prinsip-prinsip reaksi tersebut dan bagaimana kegunaanya dalam analisis kualitatif.

Analisis kation dapat dikategorikan dalam tiga tahapan berikut :
a. Pemisahan kation-kation ke dalam golongan
Kation dalam tiap kelompok diendapkan sebagai senyawa dengan menggunakan pereaksi pengendap golongan tertentu. Endapan yang dihasilkian mengandung kation-kation dalam satu golongan. Pemisahan endapan biasanya cukup dilakukan dengan teknik sentifugasi yang diteruskan dengan dekantasi. Kemudian pereaksi pengendap golongan berikutnya ditambahkan pada larutan hasil dekantasi.
b. Pemisahan kation-kation dari tiap golongan
Serangkaian reaksi dilakukan untuk dapat memisahkan satu kation dalam satu golongan ( kelompok ) dari kation lainnya. Reaksi yang dipilih harus dilkukan secara hati-hati untuk mendapatkan keuntungan tentang kemiripan dan perbedaan sifat-sifat kimia suatu golongan.
c. Identifikasi tiap kation
Keberadaan suatu kation dikonfirmasikan atau diidentifikasi dengan menggunakan satu atau lebih reaksi kimia yang karakteristik atau spesifik untuk suatu kation. Untuk memisahkan kation-kation ke dalam golongannya digunakan diagram alir. Diagram alir tersendiri digambarkan juga pada setiap pembicaraan tentang golongan. Dalam diagram alir tiap golongan, dicantumkan tiap langkah identifikasi dan prosedur singkat. Paragraf pembahasan dimaksudkan untuk memberikan informasi lebih lanjut tentang aspek kimia dan langkah dasar pelaksanaan kerja laboratorium.


III. Alat dan Bahan
a. Alat
a. Tabung reaksi dalam berbagai ukuran + rak
b. Beaker glass
c. Pemanas
d. Penjepit
e. Batang Pengaduk gelas
f. Cawan porselin
g. Pipet tetes


b. Bahan
1. Larutan Na2CO3 41. Larutan Metanol
2. Larutan AgNO3 42. Larutan Na-fosfat
3. Larutan HCl 43. Larutan Larutan MnCl2
4. Larutan MgSO4 44. Larutan KBr
5. Larutan BaCl2 45. Aquades
6. Larutan MnCl2 46. Larutan Dipenil Carbazid
7. Serbuk PbO2 47. Larutan Hg(NO3)2
8. Larutan CaCl2 48. Larutan HgCl2
9. Larutan Na-asetat 49. Larutan NaCl
10. Kertas saring 50. Larutan Na2S
11. Larutan KMnO4 51. Larutan Chinonin KI
12. Larutan NH4OH ( Amonia ) 52. Larutan K4Fe(CN)6
13. Larutan NaCl 53. Larutan K3Fe(CN)6
14. Larutan Borax 54. Larutan K1Fe(CN)6
15. Larutan H2SO4 55. Larutan KCN/KCNS
16. Larutan CuSO4 56. Larutan Na-arsenit
17. Larutan MgCl2 57. Larutan AlCl3
18. Larutan Pb(NO3)2 58. Larutan CrCl3
19. Kertas Lakmus 59. Larutan ZnSO4
20. Larutan FeCl3 60. Larutan NiSO4
21. Larutan K2CrO4 61. Larutan NH4Oxalat
22. Larutan I2 62. Larutan (NH4)2 CO3
23. Larutan Zn Uranil Asetat 63. Larutan (NH4)2Oxalat
24. Aqua regia/air raja 64. Larutan SrCl2
25. Larutan Na2S 65. Larutan Bi(NO3)3 .
26. Larutan HNO3 pekat 66. Logam Cu
27. Larutan Cd-asetat 67. Asam Tartart
28. Larutan NH4Cl 68. Reagen Alizarin Sulfanoat
29. Larutan FeSO4 69. Reagen Titan Yellow
30. Larutan KI 70. Larutan Dipenil Carbazid
31. Larutan Larutan CH3COOH 71. Larutan Na dietil ditiokarbamat
32. Larutan KCl
33. Serbuk Zn
34. Larutan NaOH



VI. Cara Kerja
1. Ag+
a.
AgNO3
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
hasil

Tambahkan NH4OH encer
hasil
Tambahkan HNO3
hasil
b.
AgNO3
tb. reaksi
Tambahkan KI
hasil

Dipanaskan
hasil
Tambahkan HNO3 encer
hasil
c.
AgNO3
tb. reaksi
Tambahkan K2CrO4
hasil



d.
AgNO3
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil
e.
AgNO3
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil
f.
AgNO3
tb. reaksi
Tambahkan NH4OH
hasil

2. Pb2+
a.
Pb(NO3)2
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
hasil

Dipanaskan
hasil
Didinginkan
hasil
b.
Pb(NO3)2
tb. reaksi
Tambahkan KI
hasil

Dipanaskan
hasil
Didinginkan
hasil
c.
Pb(NO3)2
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
d.
Pb(NO3)2
tb. reaksi
Tambahkan K2CrO4
hasil
e.
Pb(NO3)2
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil
f.
Pb(NO3)2
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil

3. Hg2+
a.
HgCl2
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Tambahkan Na2S
hasil
b.
HgCl2
tb. reaksi
Tambahkan Logam Cu
Tambahkan HNO3 encer
hasil
c.
HgCl2
tb. reaksi
Tambahkan KI
hasil
d.
HgCl2
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil

4. Bi 2+
a.
Bi(NO3)3
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Tambahkan Na2S
hasil



b.
Bi(NO3)3
tb. reaksi
Tambahkan Chinonin KI
hasil
c.
Bi(NO3)3
tb. reaksi
Tambahkan KI
hasil

Tambahkan KI berlebih
hasil
Diencerkan
hasil
d.
Bi(NO3)3
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil
e.
Bi(NO3)3
tb. reaksi
Tambahkan Na-fosfat
hasil

5. Cu2+
a.
CuSO4
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Tambahkan Na2S
hasil
b.
CuSO4
tb. reaksi
Tambahkan K4Fe(CN)6
hasil
c.
CuSO4
tb. reaksi
Tambahkan NH4OH ( Amonia )
hasil

Tambahkan NH4OH ( Amonia ) berlebih
hasil

d.
CuSO4
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil

Dipanaskan
hasil
e.
CuSO4
tb. reaksi
Tambahkan K4Fe(CN)6
hasil
f.
CuSO4
tb. reaksi
Tambahkan KCN
hasil

Tambahkan KCN berlebih
hasil

6. Cd2+
a.
Cd-asetat
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Tambahkan Na2S
hasil
b.
Cd-asetat
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil

Tambahkan NaOH berlebih
hasil
c.
Cd-asetat
tb. reaksi
Tambahkan NH4OH ( Amonia )
hasil

Tambahkan NH4OH ( Amonia ) berlebih
hasil




7. As3+
a.
Na-arsenit
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Tambahkan Na2S
hasil
b.
Na-arsenit
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
c.
Na-arsenit
tb. reaksi
Tambahkan CuSO4
hasil

Tambahkan NH4OH ( Amonia )
hasil
d.
Na-arsenit
tb. reaksi
Tambahkan Serbuk Zn
Tambahkan H2SO4 encer
Dipanaskan
hasil
kertas saring yang dibasahi dengan larutan AgNO3 didekatkan di mulut tabung
hasil

8. Fe2+
a.
FeSO4
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil
b.
FeSO4
tb. reaksi
Tambahkan K3Fe(CN)6
hasil
c.
FeSO4
tb. reaksi
Tambahkan K1Fe(CN)6
hasil
d.
FeSO4
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil

9. Fe3+
a.
FeCl3
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil
b.
FeCl3
tb. reaksi
Tambahkan K3Fe(CN)6
hasil
c.
FeCl3
tb. reaksi
Tambahkan K4Fe(CN)6
hasil
d.
FeCl3
tb. reaksi
Tambahkan KCNS
hasil
e.
FeCl3
tb. reaksi
Tambahkan Na-asetat
hasil

10. Al3+
a.
AlCl3
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil

b.
AlCl3
tb. reaksi
Tambahkan NH4OH ( Amonia )
Tambahkan Reagen Alizarin Sulfanoat
hasil
11. Cr3+
a.
CrCl3
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil
b.
CrCl3
tb. reaksi
Tambahkan Dipenil Carbazid
hasil
c.
CrCl3
tb. reaksi
Tambahkan Na-fosfat
hasil
d.
CrCl3
tb. reaksi
Tambahkan Na2CO3
hasil
12. Ni3+
a.
NiSO4
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil
b.
NiSO4
tb. reaksi
Tambahkan NH4OH ( Amonia )
Tambahkan Dimetil Glioksim
hasil
c.
NiSO4
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil

13. Mn2+
a.
MnCl2
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil

b.
MnCl2
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil
c.
MnCl2
tb. reaksi
Tambahkan NH4OH ( Amonia )
hasil
d.
MnCl2
tb. reaksi
Tambahkan NH4OH ( Amonia ) encer berlebih
Tambahkan Na-fosfat
hasil
e.
MnCl2
tb. reaksi
Tambahkan Serbuk PbO2
Tambahkan HNO3 pekat
hasil

14. Zn2+
a.
ZnSO4
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil
b.
ZnSO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan CuSO4
Tambahkan KCNS
Tambahkan HgCl2
hasil

c.
ZnSO4
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil

Tambahkan NaOH berlebih
hasil

d.
ZnSO4
tb. reaksi
Tambahkan CuSO4
hasil

Tambahkan NH4OH ( Amonia )
hasil
e.
ZnSO4
tb. reaksi
Tambahkan K4Fe(CN)6
hasil

Tambahkan NaOH
hasil

15. Ba2+
a.
BaCl2
tb. reaksi
Tambahkan Na2S
hasil
b.
BaCl2
tb. reaksi
Tambahkan (NH4)2 CO3
hasil
c.
BaCl2
tb. reaksi
Tambahkan (NH4)2Oxalat
hasil






d.
ZnSO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
hasil

Tambahkan Aqua regia/air raja
hasil
e.
BaCl2
tb. reaksi
Tambahkan K4Fe(CN)6
hasil
f.
BaCl2
tb. reaksi
Tambahkan K2CrO4
hasil

16. Ca2+
a.
CaCl2
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Tambahkan Na2S
hasil
b.
CaCl2
tb. reaksi
Tambahkan (NH4)2 CO3
hasil
c.
CaCl2
tb. reaksi
Tambahkan (NH4)2Oxalat
hasil
d.
CaCl2
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
hasil





e.
CaCl2
tb. reaksi
Tambahkan NH4Cl
Tambahkan K4Fe(CN)6
hasil
f.
CaCl2
tb. reaksi
Tambahkan K2CrO4
hasil

17. Sr2+
a.
SrCl2
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Tambahkan Na2S
hasil
b.
SrCl2
cawan porselin
Dikeringkan
Tambahkan H2SO4 pekat + Metanol
Dibakar
hasil
c.
SrCl2
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
d.
SrCl2
tb. reaksi
Tambahkan NH4Oxalat
hasil
e.
SrCl2
tb. reaksi
Tambahkan K2CrO4
hasil



f.
SrCl2
tb. reaksi
Tambahkan NH4Cl
Tambahkan K4Fe(CN)6
hasil

18. Mg+
a.
MgCl2
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Tambahkan Na2S
hasil

b.
MgCl2
tb. reaksi
Tambahkan Reagen Titan Yellow
Tambahkan NaOH
hasil
c.
MgCl2
cawan porselin
Dikeringkan
Tambahkan H2SO4 pekat + Metanol
Dibakar
hasil
d.
MgCl2
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
hasil
e.
MgCl2
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
Tambahkan NH4Cl
Tambahkan NH4OH ( Amonia )
Tambahkan Na-fosfat
hasil



f.
MgCl2
tb. reaksi
Tambahkan NH4OH ( Amonia )
hasil
g.
MgCl2
tb. reaksi
Tambahkan Na2CO3
hasil

19. K+
a.
KCl
cawan porselin
Dikeringkan
Tambahkan H2SO4 pekat + Metanol
Dibakar
hasil
b.
KCl
tb. reaksi
Tambahkan asam Tartart
hasil
d.
KCl
tb. reaksi
Tambahkan Asam Pikrat
hasil

20. Na+
a.
NaCl
cawan porselin
Dikeringkan
Tambahkan H2SO4 pekat + Metanol
Dibakar
hasil





21. NH4+
a.
NH4Cl
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
Reagen Nessler
hasil
b.
NH4Cl
tb. reaksi
Tambahkan NaOH
Dipanaskan
hasil

Dibaui
meletakkan kertas lakmus merah di atas tabung reaksi
Batang pengaduk yang dibasahi amonia didekatkan di atas mulut tabung
Kertas saring yang dibasahi (HgNO3)2 didekatkan di atas mulut tabung
hasil


V. Data Pengamatan
1. Ag+
a. AgNO3 + HCl Endapan putih

b. AgNO3 + KI Endapan kuning

c. AgNO3 + NaOH Endapan putih

d. AgNO3 + Na2S Endapan hitam

e. AgNO3 + NH4OH tidak terjadi endapan

f. AgNO3 + K2CrO4 Endapan merah coklat


2. Pb2+
a. Pb(NO3)2 + HCl encer tidak terjadi endapan

b. Pb(NO3)2 + KI Endapan kuning + air panas Endapan larut.
Didinginkan Endapan terbentuk lagi berbentuk keping-keping kunimg emas seperti sisik ikan.

c. Pb(NO3)2 + H2SO4 Endapan putih

d. Pb(NO3)2 + K2CrO4 Endapan kuning

e. Pb(NO3)2 + NH4OH Endapan putih

f. Pb(NO3)2 + Na2S Endapan hitam


3. Hg2+
a. HgCl2 + HCl encer + Na2S Endapan putih - kuning - hitam
b. HgCl2 + Logam Cu + HNO3 encer ( dipanaskan ) permukaan Cu
abu-abu. Digosok Mengkilap

c. HgCl2 + KI Endapan jingga.
Endapan jingga + KI berlebih Endapan larut.

d. HgCl2 + NaOH Endapan kuning

4. Bi 2+
a. Bi(NO3)3 + HCl encer + Na2S Endapan coklat

b. Bi(NO3)3 + Chinonin KI Endapan merah-jingga

c. Bi(NO3)3 + KI Endapan coklat tua.
Endapan coklat tua + KI berlebih Endapan larut jadi kuning. Diencerkan maka endapan coklat jingga

d. Bi(NO3)3 + NaOH Endapan putih

e. Bi(NO3)3 + Na-fosfat Endapan putih

5. Cu2+
a. CuSO4 + HCl encer + Na2S Endapan hitam

b. CuSO4 + K4Fe(CN)6 Endapan coklat merah

c. CuSO4 + NH4OH Endapan Endapan biru muda

d. CuSO4 + NaOH Endapan biru muda
Endapan biru muda + NaOH berlebih Endapan larut

e. CuSO4 + K4Fe(CN)6 Endapan coklat merah

f. CuSO4 + KCN Endapan hitam

6. Cd2+
a. Cd-asetat + HCl encer + Na2S Endapan kuning

b. Cd-asetat + NaOH Endapan putih
Endapan putih + NaOH berlebih Endapan larut

c. Cd-asetat + NH4OH Endapan putih
Endapan putih + NH4OH berlebih Endapan larut

7. As3+
a. Na-arsenit + HCl encer + Na2S Endapan kuning

b. Na-arsenit + AgNO3 Endapan kuning

c. Na-arsenit + CuSO4 Endapan biru kehijauan + NH4OH
Endapan larut ( larutan menjadi biru )
d. Na-arsenit + Serbuk Zn + H2SO4 encer ( dipanaskan ) kertas saring yang dibasahi dengan larutan AgNO3 didekatkan di mulut tabung
Endapan hitam

8. Fe2+
a. FeSO4 + Na2S Endapan hitam

b. FeSO4 + K3Fe(CN)6 Endapan biru

c. FeSO4 + K1Fe(CN)6 Endapan putih Endapan biru muda

d. FeSO4 + NaOH Endapan hijau kotor Larutan coklat

9. Fe3+
a. FeCl3 + Na2S Endapan hitam

b. FeCl3 + K3Fe(CN)6 Larutan coklat

c. FeCl3 + K4Fe(CN)6 Endapan biru

d. FeCl3 + KCNS Larutan merah darah

e. FeCl3 + Na-asetat Larutan coklat merah

10. Al3+
a. AlCl3 + Na2S Endapan putih

b. AlCl3 + NH4OH + Reagen Alizarin Sulfanoat Endapan merah
darah dari reagen Alizarin Sulfanoat

11. Cr3+
a. CrCl3 + Na2S Endapan abu-abu kehijauan

b. CrCl3 + Dipenil Carbazid Larutan warna ungu

c. CrCl3 + Na-fosfat Endapan hijau

d. CrCl3 + Na2CO3 Endapan abu-abu kehijauan

12. Ni3+
a. NiSO4 + Na2S Endapan hitam

b. NiSO4 + NH4OH + Dimetil Glioksim Endapan merah

c. NiSO4 + NaOH Larutan hijau

13. Mn2+
a. MnCl2 + Na2S Endapan merah daging

b. MnCl2 + NaOH Endapan putih ( pengaruh udara ) Endapan
coklat

c. MnCl2 + NH4OH Endapan putih ( pengaruh udara ) Endapan
coklat


d. MnCl2 + NH4OH + Na-fosfat Endapan merah daging

e. MnCl2 + HNO3 pekat + Serbuk PbO2 ( dididihkan ) filtra ungu

14. Zn2+
a. ZnSO4 + Na2S Endapan putih

b. ZnSO4 + H2SO4 + CuSO4 5 % + KCNS Endapan ungu

c. ZnSO4 + NaOH Endapan putih
Endapan putih + NaOH berlebih Endapan larut

d. ZnSO4 + NH4OH Endapan putih
Endapan putih + NH4OH berlebih Endapan larut
e. ZnSO4 + K4Fe(CN)6 Endapan putih
Endapan putih + K4Fe(CN)6 berlebih Endapan larut

15. Ba2+
a. BaCl2 + Na2S Endapan putih

b. BaCl2 + (NH4)2 CO3 Endapan putih

c. BaCl2 + (NH4)2Oxalat Endapan putih
d. BaCl2 + H2SO4 encer Endapan putih
Endapan putih + Aqua regia/air raja tidak Endapan larut

e. BaCl2 + K4Fe(CN)6 tidak terjadi endapan bening hiau pupus

f. BaCl2 + K2CrO4 endapan kuning

16. Ca2+
a. CaCl2 + HCl encer + Na2S Endapan putih

b. CaCl2 + (NH4)2 CO3 Endapan putih

d. CaCl2 + H2SO4 encer Endapan putih

e. CaCl2 + NH4Cl + K4Fe(CN)6 berlebih Endapan putih

f. CaCl2 + K2CrO4 tidak terjadi endapan kuning

17. Sr2+
a. SrCl2 + HCl encer + Na2S Endapan putih

b. SrCl2 ( dikeringkan ) + metanol (dibakar) warna api merah karmyn

c. SrCl2 + H2SO4 encer Endapan putih

d. SrCl2 + (NH4)2Oxalat Endapan putih

e. SrCl2 + K2CrO4 Endapan kuning

f. SrCl2 + NH4Cl + K4Fe(CN)6 berlebih tidak terjadi endapan putih(bening)

18. Mg+
a. MgCl2 + HCl encer + Na2S Endapan putih

b. MgCl2 + + NaOH Endapan merah keorangean

c. MgCl2 ( dikeringkan ) + metanol (dibakar) warna api merah karmyn

d. MgCl2 + NH4Cl + NH4OH + Na-fosfat Endapan putih

e. MgCl2 + NaOH Endapan putih

f. MgCl2 + NH4OH Endapan putih

g. MgCl2 + Na2CO3 Endapan putih

19. K+
a. KCl ( dikeringkan ) + metanol (dibakar) warna api ungu

b. KCl + asam Tartart Endapan putih

d. KCl + Asam Pikrat mikroskopis seperti sapu ( warna kuning )

20. Na+
a. NaCl ( dikeringkan ) + metanol (dibakar) warna api kuning

21. NH4+
a. NH4Cl + NaOH + Nessler Endapan coklat

b. NH4Cl + NaOH ( dipanaskan) Gas
Bukti : - kertas saring yang dibasahi dengan larutan (HgNO3)2 didekatkan
dimulut tabung kemudian dipanaskan akan tetap putih.
- Bau spesifik
- Kertas lakmus merah biru
- Terjadi kabut putih pada batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat

VI. Pembahasan
1. Ag+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a) Percobaan dilakukan pada sampel AgNO3 yang ditambahkan dengan HCl encer akan terjadi endapan putih perak klorida :

Ag+ + Cl- AgCl

Dengan HCl pekat tidak terjadi endapan.
Larutan amonium hidroksida encer akan melarutkan endapan yang mana membentuk ion kompleks diaminaargentat:

AgCl + 2NH3 [ Ag ( NH3 ) 2 ] + + Cl-

Penambahan asam nitrat encer akan menetralkan kelebihan amonia maka akan terjadi endapan muncul lagi seperti jarum.
b) Percobaan dilakukan pada sampel AgNO3 yang ditambahkan dengan KI akan membentuk endapan kuning perak iodide :

Ag+ + I- Ag I

Endapan tidak larut dalam amunia encer atau pekat, tetap mudah larut dalam kalium sianida (racun) dan dalam natrium tiosulfat

AgI + 2CN – [Ag(CN) 2]- + I-

AgI + 2S 2O32- [Ag(S 2O3) 2]3-+ I-

c) Percobaan dilakukan pada sampel AgNO3 yang tambahkan kalium kromat dalam larutan netral akan membentukan endapan merah perak kromat :

2Ag + CrO42- Ag2 CrO4

Endapan larutan dalam asam nitrat encer dan dalam larutan amonia :

2Ag2CrO4 + 2H+ 4Ag++Cr2O72- +H 2O

Ag CrO4 + 4NH3 2 [Ag NH3] + + CrO42-

Larutan yang diasamkan akan berubah menjadi akan berubah menjadi
Jingga, karena terbentuk ion-ion di kromat seperti dalam reaksi pelarutan endapan dalam asam nitrat encer.
e) Percobaan dilakukan pada sampel AgNO3 yang tambahkan dengan NaOH
akan terjadi endapan coklat perak oksida :

2Ag+ + 2OH- 2Ag 2O + H2O

Supensi endapan yang telah dicuci dengan baik, menunjukan reaksi yang sedikit bersifat basa. Disebabkan oleh kesetimbangan hidrolisis:

Ag 2 O + H2O 2Ag (OH)2 2Ag + + 2OH-

Endapan tidak larut dalam NaOH berlebihan endapan larutan amonia dan asam nitrat :

Ag2O + 4NH3 + H2O 2 [Ag (NH3)2] + + 2OH-

Ag2O + 2H+ 2Ag+ + H2O

d). AgNO3 + Na2S Endapan hitam perak sulfida :
2Ag + H2S Ag2S + 2H+

2. Pb2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau
a) Percobaan dilakukan pada sampel Pb(NO3)2 yang ditambahkan dengan HCl encer akan membentuk endapan putih kekuningan :

Pb2+ + 2Cl- PbCl2

Endapan larut dalam air panas ( 33,4 g/L pada 100˚C, sedang hanya 9,9 g/L pada 20˚C ), tetapi memisah lagi sebagai kristal-kristal yang panjang seperti jarum setelah didinginkan. Ia juga larut dalam asam klorida pekat atau kalium klorida pekat, terbentuk ion tetrakloroplumbat (II) :

PbCl2 + 2Cl- [PbCl4]2-

Jika endapan dicuci dengan cara dekantasi, dan amonia encer ditambahkan, tidak terjadi perubahan yang tampak [ perbedaan dari ion merkurium (I) atau ion perak ], meskipun ada terjadi reaksi pertukaran endapan, dan terbentuk timbel hidroksida :

PbCl2 + 2NH3 + 2H2O Pb(OH)2+ + 2NH4- + 2Cl-

b) Percobaan dilakukan pada sampel Pb(NO3)2 yang ditambahkan dengan larutan KI akan terjadi endapan kuning timbel iodida:

Pb2+ + 2I- PbI

Endapan akan larut dalam air mendidih ( dipanaskan ), menghasilkan larutan yang tak berwarna. Dan endapan akan memisah lagi sebagai keping-keping berwarna kuning keemasan seperti sisik ikan setelah didinginkan. Larutan reagensia yang agak pekat ( 6 M ) dalam jumlah yang berlebihan akan melarutkan endapan dan terbentuk ion tetraiodoplumbat (II) :

PbI2 + 2I- [PbI4]2- Reaksi ini dapat balik

Ketika diencerkan dengan air, endapan akan muncul kembali.
c) Percobaan dilakukan pada sampel Pb(NO3)2 yang ditambahkan dengan H2SO4 akan membentuk edapan putih timbel sulfat :

Pb2+ + SO42- PbSO4

Endapan ini tidak larut dalam H2SO4 berlebih. H2SO4 yang panas ( pekat ), melarutkan endapan, karena terbentuk timbel hidrogen sulfat :

PbSO4 + H2SO4 Pb2+ + 2HSO4-

Kelarutan akan jauh lebih rendah dengan adanya etanol. Endapan timbel sulfat larut dalam lartan amonium asetat yang agak pekat ( 10 M ) atau amonium tartrat yang agak pekat ( 6 M ). Dengan adanya amonia akan terbentuk ion-ion tetraasetatatoplumbat ( II ) dan ditartratoplumbat ( II ) :

PbSO4 + 2CH3COO - [Pb (CH3COO)4] 2- + SO42-


PbSO4 + 2C4H4O62- [Pb (C4H4O6)2] 2- + SO42-

Kestabilan kompleks-kompleks ini terlalu besar, misalnya ion kromat dapat mengendapkan timbel kromat dari larutan kompleks-kompleks tersebut.

PbSO4 + CO32- PbCO3 + SO42-

Bila dididihkan dengan natrium karbonat, timbel sulfat diubah menjadi timbel karbonat dalam suatu reaksi pertukaran endapan :

PbSO4 + CO32- PbCO3 + SO42-

Dengan mencuci endapan secara dekantasi dengan air panas, ion-ion sulfat dapat dihilangkan dan endapan akan larut dalam asam nitrat encer

PbCO3 + 2H+ Pb2+ + H2O + CO2

d) Percobaan dilakukan pada sampel Pb(NO3)2 yang ditambahkan dengan K2CrO4 dalam larutan netral akan terjadi endapan kuning timbel kromat :

Pb2+ + CrO42- PbCrO4

Asam nitrat atau natrium hidroksida akan melarutkan endapan :


PbCrO4 + 2H+ 2Pb2+ + Cr2O42- + 2H2O


PbCrO4 + 4OH- [Pb (OH)2] 2- + CrO42-

Kedua reaksi bersifat reversibel; dengan membufferkan larutan, masing-masing dengan amonia dan asam asetat, timbel kromat mengendap lagi.
e). Percobaan dilakukan pada sampel Pb(NO3)2 yang ditambahkan dengan NaOH akan terjadi endapan putih timbel hidroksida :

Pb2+ + 2OH- Pb (OH)2

endapan larut dalam NaOH berlebih, akan terbentuk ion tetrahidroksoplumbat (II):
Pb (OH)2 + 2OH- [Pb (OH)4] 2-
Jadi, timbel hidroksida mempunyai sifat amfoter.
Hidrogen peroksida atau amonium peroksodisulfat bila ditambahkan ke dalam larutan tetrahidroksoplumbat ( II ), akan membentuk endapan hitam timbel dioksida dengan mengoksidasikan timbel bivalen menjadi bervalensi empat :

[Pb (OH)4] 2- + 2H2O PbO2 + 2H2O + 2OH-

[Pb (OH)4] 2- + S2O82- PbO2 + 2H2O + 2SO42-

f). Pb(NO3)2 + Na2S Endapan hitam timbel klorida :

Pb2+ + H2S PbS + 2H+
3. Hg2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). Percobaan dilakukan pada sampel HgCI2 yang ditambahkan dengan HCl encer atau klorida-klorida yang larut akan menghasilkan merkurium (I) klorida ( kalomel ) :

Hg22+ + 2Cl- Hg2Cl2

endapan tak larut dalam asam encer. Sebenarnya merkurium merupakan endapan putih, namun merkurium yang berbutir-butir halus itu membuatnya nampak hitam mengkilap. Nama kalomel berasal dari bahasa Yunani yang memilki arti hitam manis, menunjukan ciri khas dari endapan merkurium klorida, yang aslinya putih.
Merkurium (I) klorida larut dalam air raja ( aqua regia ), membentuk merkurium (II) klorida yang tak berdisosiasi tetapi larut :
3Hg2Cl2 + HNO3 6HCl 3HgCl2 + 2NO + 4H2O

b). Percobaan dilakukan pada sampel HgCI2 yang ditambahkan dengan Larutan Chinonin KI aan terbentuk endapan merkurium :

Cu + Hg22+ Cu2+ + 2Hg

Dengan memanaskan bercak itu dalam memanaskan Bunsen, merkurium menguap dan permukaan tembaga yang merah tampak lagi. Dengan menggosok-gosok permukaan logam Cu dengan kain kering, kita peroleh bercak keperak-perakan yang mengkilap.
c) percobaan dilakukan pada sampel HgCI2 yang ditambahkan dengan KI secara perlahan-lahan akan membentuk endapan merah jingga merkurium (II) ioidida :
Hg2+ + 2I- [HgI2]2-

Endapan larut dalam KI berlabihan, dimana ion tetraioda merkurat (II) terbentuk:
Hg2+ + 2I- [HgI4]2-

Larutan kalium tetraiodamerkurat (II) yang basa, dipakai sebagai reagensia yang selektif dan peka untuk ion amunium (reagensia- Nessle)
d) Percobaan dilakukan pada sampel Ag NO3 yang ditambahkan dengan NaOH bila ditambahkan dalam jumlah sedikit akan mmbentuk endapan merah kecoklatan dan jika ditambahkan dalam jumlah stiokiometris endapan berubah menjadi kuningan ketika terbentuk mekurium (II) oksida:

Hg2+ + 2OH- Hg + H2O

Endapan tak larut dalam NaOH berlebih, asam dengan mudah melarutkan endapan.
Reaksi ini khas untuk merkurium (II), dan dapat dipakai untuk membedakan merkurium (II) dari merkurium (I).
4. Bi 2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). Bi(NO3)3 + HCl encer + Na2S Endapan coklat bismut sulfida

2Bi 2+ + H2S Bi2S2 + 6H+

b). Bi(NO3)3 + Chinonin KI Endapan merah-jingga yang larut dalam asam encer ( chinhonine )

c). Percobaan dilakukan pada sampel Bi(NO3)3 yang ditambahkan dengan KI akan membentuk endapan coklat tua, bila ditambahkan tetes demi tetes maka endapan yang terbentuk hitam bismut (III) iodide:

Bi 3+ + 3I- BiI3

Endapan mudah larut dalam KI berlebih, dimana terbentuk ion tetraiodobismutat yang berwarna kuning:

BiI3 + I- [BiI] -

Bila diencerkan dengan air, reaksi diatas akan berbalik, dan bismut iodida hitam diendapkan lagi. Dengan memanaskan dengan air, ia berubah menjadi jingga oleh pembentukan bismutil iodida:

BiI3 + H2O BiOI + 2H+ + 2I-
d). Percobaan dilakukan pada sampel Bi(NO3)3 yang ditambahkan dengan NaOH akan membentuk endapan putih bismut (III) hidroksida :

Bi 3+ + 3OH- Bi (OH) 3

Endapan hanya sedikit larut dalam NaOH berlebih dalam larutan dingin, 2-3 mg bismut terlarut per 100 ml NaOH (2M). Endapan larut dalam asam:
Bi (OH) 3 + 3H- Bi 3+ + 3H2O

Bila dididihkan, endapan kehilangan air dan menjadi putih-kekuningan:

Bi (OH) 3 BiO.OH + H2O

Baik endapan yang terhidrasi dan yang telah didehidrasi, dapat dioksidasikan dengan 4-6 tetes hidrogen peroksida pekat, dimana ion bismutat terbentuk:

BiO.OH BiO-3 + H+ + H2O

5. Cu2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). CuSO4 + HCl encer + Na2S Endapan hitam tembaga (II) sulfat :

Cu2+ + H2S CuS + 6H+

b). Percobaan dilakukan pada sampel CuSO4 yang ditambahkan dengan K4Fe(CN)6 akan membentuk endapan coklat kemerahan tembaga heksasianoferat (II) dalam suasana netral atau asam:

2Cu2+ + [ Fe(CN)6] 4- Cu2[ Fe(CN)6]

endapan larut dalam larutan amonia, yang mana terbentuk ion tembaga tetraamina yang biru tua:

Cu[ Fe(CN)6] 8NH3 2[Cu(NH3) 4] 2- + [ Fe(CN)6] 4-

Natrium hidroksida menguraikan endapan, yang mana terbentuk endapan (II) hidroksida yang biru:

Cu[ Fe(CN)6] + 8NH3 2Cu(OH)2 + [ Fe(CN)6] 4-

c). CuSO4 + NH4OH Endapan biru mudasustu garam basa ( tembaga sulfat basa ).
2Cu2+ + SO42- + NH3 + 2H2O Cu(OH)2. CuSO4 + 2NH4+

Endapan larut dalam reagen berlebih menjadi biru tua yang disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks tetraaminokuprat (II) :

Cu(OH)2. CuSO4 + 8NH3 2[Cu(NH3) 4] 2- + SO42- + 2OH-

d). Percobaan dilakukan pada sampel CuSO4 yang ditambahkan dengan NaOH dalam larutan dingin akan membentuk endapan biru tembaga (II) hidroksida:

Cu2+ + 2OH- Cu(OH) 2
Endapan tidak larut dalam NaOH berlebih.
Bila dipanaskan, endapan diubah menjadi tembaga (II) oksida hitam oleh dehidratasi:

Cu(OH)2 CuO + H2O

e) Sama dengan percobaan B
f) . Percobaan dilakukan pada sampel CuSO4 yang ditambahkan dengan larutan KCN akan terbentuk endapan hitam besi (II) sulfida, FeS, yang larut dengan mudah dalam asam, dengan melepaskan hidrogen sulfida :

Fe2+ + S2+ FeS

FeS + 2H+ Fe2+ + H2S
6. Cd2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). Cd-asetat + HCl encer + Na2S Endapan kuning kadmium sulfida :

Cd2+ + 8NH3 + H2O Cd(OH)2 + 2NH4

b). Percobaan dilakukan pada sampel Cd- asetat yang ditambahkan dengan NaOH akan membentuk endapan putih kadmium (II) hidroksida:

Cd2++ 2OH- Cd(OH)2

Endapan tak larut dalam NaOH berlebih, warna dan komposisinya tetap tak berubah bila dididihkan. Asam encer melarutkan endapan dengan menggeser kesetimbangan ke kiri.

7. As3+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). Na-arsenit + HCl encer + Na2S Endapan kuning arsenik (III) sulfida :
2As3+ + 3H2S As2S3 + 6H+

b). Percobaan dilakukan pada sampel Natrium Arsenit yang ditambahkan oleh AgNO3 akan membentuk endapan kuning perak arsenit dalam larutan netral.

As3- + 3Ag3+ Ag3AsO3

Endapan larut baik dalam Asam Nitrat maupun ammonia :
Ag3AsO3 + H3+ H3AsO3 + 3Ag+


Ag3AsO3 + 6NH3 3[Ag (NH3)2 ]+ + AsO33-

c). Percobaan dilakukan pada sampel Natrium Arsenit yang ditambahkan dengan larutan CuSO4 akan membentuk endapan hijau tembaga arsenit (hijau scheele). Yang diumuskan berbeda-beda sebagai CuHAsO3 dan Cu3 (AsO3)2. X H2O dari larutan netral. Endapan melarut dalam asam, dan juga dalm larutan amonia dengan membentul larutan biru.
Endapan juga melarut dalam larutan Natrium hidroksida, ketika dididihkan, tembaga (I) mengendap.
d). Uji Gutzeit : percobaan dilakukan pada sampel Natrium arsenit yang ditambahkan dengan serbuk Zn dan H2SO4 encer, kemudian dipanaskan akan membentuk endapan hitam pada kertas saring yang dibasahi dengan AgNO3. Hal ini disebabkan oleh logam perak :

Reaksi : AsH3 + 2Au3+ As 3+ + 2Au + H3-



8. Fe2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Kuning bening
Bau : Tidak berbau
b) Percobaan ini dilakukan pada sampel FeSO4 yang ditambahkan dengan K3Fe(CN)6 akan diperoleh endapan biru tua mula-mula ion heksasianoferat (III) mengoksidasikan besi (II), dimana terbentuk heksasianoferat (II):

Fe2++ [Fe(CN)6] 3 - Fe3+ + [Fe(CN)6] 4-

Endapan dapat diuraikan oleh natrium atau kalium hidroksida, yang mana besi (III) hidroksida mengendap.
c). Percobaan dilakukan pada sampel FeSO4 yang ditambahkan dengan K1 Fe(CN)6 dalam keadaan tanpa udara sama sekali, terbentuk endapan puith kalium besi (II) heksasianoferat :

Fe2+ + 2K+ + [ Fe(CN)6] 4- K2 Fe [ Fe(CN)6]

Pada kondisi atmosfer biasa, diperoleh endapan biru muda.
d) Percobaan ini dilakukan pada sampel FeSO4 yang ditambahkan dengan NaOH akan terjadi endapan putih kehijauan besi (II) hidroksida, Fe(OH)2, bila tidak ada udara sama sekali. Endapan ini tidak larut dalam NaOH berlebih, tetapi larut dalam asam. Bila terkena udara, besi (II) hidroksida dengan cepat dioksidasikan, yang pada akhirnya menghasilkan besi (III) hidroksida yang coklat kemerahan. Pada kondisi biasa, Fe(OH)2 nampak sebagai endapan hijau kotor; dengan penambahan hidrogen peroksida. Ia segera dioksidasikan menjadi besi (III) hidroksida :

Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2


4 Fe(OH)2 + 2OH2+O2 4Fe(OH)3


4 Fe(OH) + H2O2 2 Fe(OH)3

9. Fe3+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Orange
Bau : Berbau tak enak

a). FeCl3 + Na2S Endapan hitam besi (II) sulfida dan belerang :

Fe3+ + 3S2- 2FeS + S

b) Percobaan ini dilakukan pada sampel FeCl3 yang ditambahkan dengan K3 Fe(CN)6 akan dihasilkan pewarnaan coklat, oleh pembentukan kompleks yang tak terdisosiasi, yaitu besi (III) heksasianoferat (III) :

Fe3++ [ Fe(CN)6] 3- Fe [ Fe(CN) 6]

c). Percobaan ini dilakukan pada sampel FeCl3 yang ditambahkan dengan K4 Fe(CN)6 akan menghasilkan endapan biru tua besi (III) heksasianoferat (biru prusia) :
4Fe3+ + 3[ Fe(CN)6] 4- Fe4 [ Fe(CN)6] 3
Endapan tidak larut dalam asam encer, tetapi terurai dalam asam klorida pekat, Reagensia yang sangat berlebihan melarutkannya sebagian atau seluruhnya. Dimana diperoleh larutan yang berwarna biru tua. NaOH mengubah endapan menjadi merah, karena terbentuk besi (III) oksida dan ion heksasianoferat (II) :

Fe4 [ Fe(CN)6] 3 + 12OH- 4Fe(OH) 3 + 3[ Fe(CN)6] 4-

Asam oksalat juga melarutkan biru prusia, membentuk larutan biru; proses ini pernah dipakai untuk membuat tinta tulis berwarna biru.
d). Percobaan ini dilakukan pada sampel FeCl3 yang ditambahkan dengan KCNS (racun) akan menghasilkan endapan merah darah besi (III) sianida :

Fe3++ 3CN - Fe(CN) 3

Dalam reagensia berlebih, endapan melarut menghasilkan larutan kuning, dimana terbentuk ion heksasianoferat (III) :

Fe(CN)3 +3CN - [ Fe(CN)6] 3-

Reaksi-reaksi ini harus dilakukan dalam suasana asam, karena asam bebas yang terdapat dalam larutan besi (III) membentuk gas hidrogen sianida dengan reagensia :

H++ CN - HCN

e). Percobaan dilakukan pada sampel FeCl3 yang ditambahkan dengan Na- asetat akan dipeoleh pewarnaan coklat kemerahan yang disebabkan oleh pembentukan ion kompleks dengan komposisi [Fe3(OH)2 (CH3COO) 6]+:

3Fe3++6CH3COO – + 2HO2 [Fe3(OH)2 (CH3COO) 6]+ + 2H+
Menuju kesetimbangan, karena terbentuk asam kuat, yang menguraikan kompleks tersebut. Jika reagensia ditambahkan berlebih, Na- asetat bertindak sebagai buffer. Dan reaksi berjalan sampai selesai. Jika larutan diencerkan dan dididihkan, terbentuk endapan coklat kemerahan besi (III) asetat basa :

[Fe3(OH)2 (CH3COO) 6]+ + 4H2O 3Fe(OH)2 (CH3COO) + 3CH3COOH + H+
10. Al3+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). AlCl3 + Na2S Endapan putih dari alumunium hidroksida :

2Al3+ + 3S2- + 6H2O 2Al(OH)3 + 3H2S
b). Percobaan dilakukan pada sampel AlCl3 yang ditambahkan dengan reagen Alizarin-sulfanat dan HH4OH akan menghasilkan endapan warna merah dalam laritan amoniatal, yang cukup stabil terhadap asam asetat encer.

11. Cr3+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Hijau pekat
Bau : Tidak berbau

a). Percobaan dilakukan pada sampel CrCl3 yang ditambahkan dengan Na2S akan menghasilkan endapan abu-abu kehijauan kromium (III) sulfit :

Cr3+ + Na2S Na3Cr + S-

b) Dalam larutan asam mineral encer, difenilkarbozida menghasilkan warna lembayung ( ungu ), yang merupakan uji khas terhadap kromium. Sewaktu reaksi kromat direduksi menjadi kromium (II) dan terbentuklah difenilkarbazon. Reaksi-reaksi ini menghasilkan suatu kompleks dengan warna yang khas :
NH – NH – C6H5 NH = NH – C6H5

C = O + CrO42- - C = O + Cr2+ + 4H2O


NH – NH – C6H5 NH = NH – C6H5
c). Percobaan dilakukan pada sampel CrCl3 yang ditambahkan dengan Na3PO4 akan menghasilkan endapan hijau kromium (III) fosfat :

Cr3+ + POH CrPO4 + H+


Endapan larut dalam asam-asam mineral, tetapi praktis tidak larut dalam asam asetat encer dingin.
d). Percobaan dilakukan pada sampel CrCl3 yang ditambahkan dengan Na2CO3 akan menghasilkan endapan hijau abu-abu kromanium (III) hidroksida:

Cr3+ + 3CO + 3H2O 2Cr(H)3 + 3CO2

12. Ni3+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Hijau bening
Bau : Tidak berbau

a). Na2S apabila direaksikan dengan nikel akan membentuk suatu endapan hitam nikel (II) sulfit.
b) Larutan NH4OH apabila direaksikan dengan nikel akan membentuk endapan yang berwarna merah. Dalam melarutkan nikel dengan NH4OH ditambahkan dengan DMG.
c). Percobaan pada sampel NiSO4 yang ditambahkan dengan NaOH akan menbentuk endapan hijau nikel (II) hidroksida:

Ni + 2OH- Ni (OH)2

Endapan tak larut dalam NaOH berlebihn, tak terjadi endapan jika ada serta tatrat atau sitrat, karena terbentuk kompleks. Amonia melarutkan endapan, dangan adanya alkali hidrokida berlebihan, garam-garam amonia akan juga melarutkan endapan:

Ni (OH)2 + 6NH3 [Ni (NH)3]62++ 2OH-

Ni (OH)2 + 6NH4 + 4OH- [Ni (NH)3]62+ + 6H2

13. Mn2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). Larutan Natrium sulfida juga direaksikan dengan ion mangan akan menghasilkan endapan yang berwarna merah daging mangan (II) sulfit:

Mn2+ + Na2S Mn2S + Na

b). Percobaan dilakukan pada sampel MnCI2 yang ditambahkan dengan NaOH akan menbentuk endapan mangan (II) hidroksida yang mula-mula berwarna putih :
Mn2+ + 2OH- Mn(OH)2

Endapan tak larut dalam NaOH berlebih. Endapan dengan cepat teroksidasi bila terkena udara, menjadi coklat.ketika terbentuk mangan dioksida berhidrat, MnO(C)2 :

Mn2+(OH)2 + O2 + H2O Mn(OH)2 + 2OH-

Hidrogen peroksida mengubah mangan (II) hidroksida dengan cepat menjadi mangan dioksida berhidrat :

Mn(OH)2 + H2O2 Mn(OH)2 + H2O


c). Larutan NaOH jika direaksikan dengan ion mangan akan membentukendapan dengan warna putih mangan (II) hidroksida :

Mn2+ + NH4OH Mn(OH)2 + NH4

Dengan reagensia berlebih, endapan putih akan berubah warna menjadi coklat.
d). Larutan Na-fosfat jika direaksikan dengan ion mangan akan membentuk endapan merah jambu mangan amonium fosfat, Mn( NH4)PO4.7H2O, jika ada amonia ( atau ion amonium ):

Mn2+ + NH3 + HPO42- Mn( NH4)PO4

Jika garam amonium tak ada, terbentuk mangan (II) fosfat:

3Mn2+ + 2HPO42- Mn( NH4)2
Kedua endapan larut dalam asam.
e). Dengan mendidihkan larutan encer ion mangan (II) yang bebas dari asam klorida dan klorida-klorida, dengan timbel dioksida ( atau timbel merah, akan menghasilkan dioksida tersebut dengan adanya nitrat ) dan sedikit asam nitrat pekat, lalu mengencerkannya sedikit dan membiarkan zat padat yang tersuspensi mengandung timbel oksida yang tak bereaksi, turun mengendap, maka cairan supermatan akan memperoleh warna merah lembayung yang ditimbulkan oleh permanganat. Asam permanganat ini diuraikan oleh asam klorida, maka klorida ini tak boleh ada:

5PbO2 + 2Mn2+ + 4H+ 2Mn4- + 5Pb2+ + H2O

14. Zn2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). ZnSO4 + Na2S Endapan putih zink (II) sulfida.
c). Percobaan dilakukan pada sampel ZnSO4 yang ditambahkan dengan NaOH akan terjadi endapan seperti gelatin yang putih, yaitu Zink hidroksida:

Zn2+ + 2OH- Zn(OH)2

Endapan larut dalam asam :

Zn(OH)2 + 2H+ Zn2+ + 2H2O

Dan juga dalam NaOH yang berlebih:

Zn(OH)2 + 2OH- [Zn(NH3)4]2+
Jadi, Zink hidroksida adalah senyawa yang bersifat amfoter.
d). Percobaan dilakukan pada sampel ZnSO4 yang ditambahkan dengan amonia akan terjadi endapan putih zink hidroksida yang mudah larut dalam amonia berlebih dan dalam larutan garam amonium, karena menghasilkan tetraamina zinkat (II). Tidak diendapkannya zink peroksida oleh amonia jika ada amonium klorida, disebabkan oleh menurunnya konsentrasi ion hidroksil sampai nilai sedemikian sehingga hasil kali kelarutan Zn (OH)2 tak tercapai ;

Zn2+ + 2NH3 + 2H2O Zn(OH)2 + 2NH4

Zn(OH)2 + 4NH3 [Zn(NH3)4]2+ + 2OH-


e). Percobaan dilakukan pada sampel ZnSO4 yang ditambahkan dengan K4Fe(CN)6 terjadi endapan putih dengan komposisi yang berbeda-beda. Jioka reagensia dengan sedikit berlebihan, komposisi endapan adalah K2 Zn3 [Fe(CN)6]2 :

2Zn2+ + 2K+ + [Fe(CN)6]4- K2 Zn3 [Fe(CN)6]2

Endapan tak larut dalam asam necer, tetapi larut dengan mudah dalam natrium hidroksida (NaOH) :

K2 Zn3 [Fe(CN)6]2 + 12H2O 2[Fe(CN)6]4- + 3[Fe(CN)4]2- + 2K+

Reaksi ini dapat dipakai untuk membedakan Zink dari aluminium.

15. Ba2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). BaCl2 + Na2S Endapan putih barium sulfida.
b). Percobaan dilakukan pada sampel BaCl2 yang ditambahkan dengan (NH4)2CO3 akan terjadi endapan putih barium karbonat yang larut dalam asam asetat dan dalam asam mineral encer.

Ba2+ + CO32- BaCO3

Endapan sedikit larut dalam larutan garam-garam amonia dari asam-asam kuat, ini disebabkan karena ion amonium, sebagai suatu asam kuat, bereaksi dengan basa, yaitu ion karbonat,CO32-, dengan mengakibatkan terbentuknya ion hidrogen karbonat, HCO3-, maka konsentrasi ion karbonat dari larutan menjadi berkurang.

NH4+ + CO32- NH3 + HCO3-
Atau
NH4+ + BaCO3 NH3 + HCO3 + Ba2+

Jika jumlah endapan barium karbonat sangat kecil, ia bisa larut dengan baik dalam garam amonium berkonsentrasi tinggi.
c). Pengujian dilakukan pada sampel BaCl2 yang ditambahkan dengan (NH4)2 akan menghasilkan endapan putih barium oksalat, Ba(COO)2, yang hanya sedikit larut dalam air (0,09 g/L, K=I,7x10-7), tetapi dilarutkan dengan mudah oleh asam asetat encer dan oleh asam mineral:
Ba2+ + (COO)22+ Ba(COO)2

d). Pengujian dilakukan pada sampel BaCl2 yang ditambahkan dengan H2SO4 encer akan menghasilkan endapan putih barium sulfat, BaSO4, yang berbutir halus, berat dan praktis tak larut dalam air (2,5 mg/L, K5=9,2 x 10-11), hampir tak larut dalam asam encer dan dalam larutan amonium sulfat, dan larut cukup baik dalam H2SO4 pekat.

Ba2+ + SO42- BaSO4

BaSO4 + H2SO4 (pekat) Ba2+ + 2HSO4-

f). Pengujian dilakukan pada sampel BaCl2 yang ditambahkan dengan larutan K2CrO4 akan menghasilkan endapan kuning barium kromat, yang praktis tak laurt dalam air (3,2 mg/L, K3=1,6 x 10-10)

Ba2+ + CrO42+ BaCrO4

Endapan tak laurt dalam asam asetat encer, tetapi dapat larut dengan mudah dalam asam mineral.

16. Ca2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). CaCl2 + HCl encer + Na2S Endapan putih kalsium sulfit :
b). Pengujian dilakukan pada sampel CaCl2 yang ditambahkan dengan (NH4)2CO3 akan menghasilkan endapan amorf putih kalsium karbonat.:

Ca2+ + CO32- CaCO3

Endapan larut dalam asam, bahkan asam asetat:

CaCO3 + 2H+ Ca2+ + H2O + CO2

CaCO3 + 2CH3COOH Ca2+ + H2O + CO2 + 2CH3COO-

Kalsium karbonat sedikit larut dalam larutan garam-garam amonium dari asam kuat.
c). Pengujian dilakukan pada sampel CaCl2 yang ditambahkan dengan (NH4)2 oksalat akan membentuk endapan putih kalsium oksalat, segera dari larutan-larutan pekat dan lambat dari larutan-larutan encer.

Ca2+ + (COO)22- Ca(COO)2

Pengendapan dipermudah dengan menjadikan larutan bersifat basa dengan amonia. Endapan praktis tak larut dalam air
(6,5 mg Ca(COO)2 /L ,K5 =26 x 10-11), tak larut dalam asam asetat, tetapi larut dengan mudah dalam asam-asam mineral.
d). Pengujian dilakukan pada sampel CaCl2 yang ditambahkan dengan H2SO4 encer.akan membentuk endapam putih kalsium sulfat

Ca2+ + SO42- CaSO4

larut cukup berarti dalam air ( 0,61 g Ca2+ ; 2,06 g CaSO4 atau 2,61 g CaSO4 . 2H2 per liter, K5= 2,3 x 10-11), yaitu larut lebih banyak daripada barium atau strontium sulfat, Dengan adanya etanol, kelarutannya jadi jauh lebih sedikit.
Endapan melarut dalam asam sulfat pekat, panas:

CaSO4 + H2SO4 2H+ + [Ca(SO4)2]2-

e). Pengujian dilakukan pada sampel CaCl2 yang ditambahkan dengan K4Fe(CN)6 akan membentuk endapam putih garam campuran:

Ca2+ + 2K- + [Fe(CN)6]4- K2Ca[Fe(CN)6]

Dengan adanya amonium klorida, uji ini lebih peka. Dalam hal ini kalium digantikan oleh ion-ion amonium dalam endapan.
Uji ini dapat dipakai untuk membedakan kalium dan strontium.
f). Pengujian dilakukan pada sampel CaCl2 yang ditambahkan dengan K2CrO4 tak terjadi endapan dari larutan-larutan encer, tak pula dari larutan-larutan pekat dengan adanya asam asetat.

17. Sr2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). SrCl2 + HCl encer + Na2S Endapan putih strontium sulfit.
b). Senyawa-senyawa strontium yang mudah menguap, terutama cloridanya, memberi warna merah-karmin yang khas pada nyala Bunsen yang tak cemerlang.
c). Pengujian dilakukan pada sampel SrCl2 yang ditambahkan dengan H2SO4 encer.akan menghasilkan endapan putih strontium sulfat:

Sr2+ + SO42- SrSO4

Endapan tak larut dalam larutan amonium sulfat bahkan dengan mendidihkan sekalipun ( perbedaan dengan kalsium), dan sedikit larut dalam HCl mendidih. Ia hampir sempurna diubah menjadi karbonat yang bersangkutan, dengan mendidihkan larutan natrium karbonat pekat:

SrSO4 + CO32- SrCO3 + SO42-

Strontium karbonat kurang larut dibanding strontium sulfat ( kelarutan 5,9 mg SrCO3 per liter, K5= 1,6 x 10-9 pada suhu ruang)
d). Pengujian dilakukan pada SrCl2 yang ditambahkan dengan (NH4)2 oksalat akan menghasilkan endapan putih strontium oksalat :

Sr2+ + (COO)22- Sr(COO)2

Endapan hanya sedikit sekali larut dalam air (0,039 g/L, K5= 5 x 10-8). Asam asetat tak menyerangnya, namun asam-asam mineral melarutkan endapan.
e). Pengujian dilakukan pada SrCl2 yang ditambahkan dengan K2CrO4 akan menghasilkan endapan kuning strontium kromat:

Sr2+ + CrO42- SrCrO4

Endapan larut agak banyak dalam air ( 1,2 g/L, K5= 3,5 x 10-5), maka tak terjadi endapan dalam larutan strontium yang encer.
Endapan larut dalam asam asetat ( perbedaan dengan Ba2+). Dan dalam asam-asam mineral.
f). SrCl2 + NH4Cl + K4Fe(CN)6 berlebih tidak terjadi endapan putih(bening)
( perbedaan dengan Ca ), hal inimenunjukan sampel mengandung ion Sr2+.

18. Mg2+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). MgCl2 + HCl encer + Na2S Endapan putih magnesium sulfit.
b). Kuning titan ( juga dikenal sebagai kuning clayton) adalah zat pewarna kuning yang larut dalam air. Ia diadsorbsi oleh magnesium hidroksida. Menghasilkan warna atau endapan merah tua.
Kepekaan : 1,5 υ g Mg. Batas konsentrasi : 1 dalam 33.000. Reagensia terdiri dari larutan air kuning titan 0,1%.
c). Semua senyawa-senyawa magnesium bila dipijarkan diatas arang dengan adanya natrium karbonat diubah menjadi magnesium oksida putih, yang berkilau terang ketika panas. Setelah dibatasi dengan satu dua tetes larutan kobalt nitrat, dan dipanaskan lagi sampai panas sekali, kita peroleh massa yang berwarna merah jambu muda (karmyn).
d). MgCl2 + NH4Cl + NH4OH + Na-fosfat Endapan putih magnesium amonium fosfat jika ada serta NH4Cl dan larutan amonia :

Mg2+ + PO42- + NH4 Mg(NH4)PO4

Endapan larut sangat sedikit dalam air, larut dalam asam asetat dan dalam asam-asam mineral. Kelarutan yang normaldari Mg(NH4)PO4.6H2O bertambah karena garam ini terhidrolisis dalam air :

Mg(NH4)PO + H2O Mg2+ + HPO42- + NH3 + H2O

Gumpalan seperti kapas putih magnesium hidrogen fosfat MgHPO4, dihasilkan dalam larutan yang netral :

Mg2+ + HPO42- MgHPO4

e). Pengujian dilakukan pada sampel MgCl2 yang ditambahkan dengan NaOH akan menghasilkan endapan putih magnesium hidroksida yang tak larut dalam reagensia berlebihan, tetapi mudah laurt dalam garam-garam amonium.

Mg2+ + 2OH- Mg(OH)2

f). Pengujian dilakukan pada sampel MgCl2 yang ditambahkan dengan NH4OH akan menyebabkan pengendapan parsial magnesium hidroksida yang putih dan seperti gelatin :

Mg2+ + 2NH3 + 2H2O Mg(OH)2 + 2NH4

Endapan larut sangat sedikit dalam air (12 mg/L, K5= 3,4 x 10-11)tetapi mudah larut dalam garam-garam amonium.
g). Pengujian dilakukan pada MgCl2 yang ditambahkan dengan Na2CO3 akan menghasilkan endapan putih magnesium karbonat basa:

Mg2+ + 6CO32- + 7H2O 4MgCO3.Mg(OH)2.5H2O + 2HCO3-

Yang tak larut dalam larutan basa, tetapi mudah larut dalam asam dan larutan garam amonium.


19. K+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). Senyawa-senyawa kalium, mewarnai nyala Bunsen yang tak cemerlang menjadi warna ungu (lembayung). Nyala kuning yang dihasilkan oleh natrium dalam jumlah sedikit, mengganggu warna lembayung itu, tetapi dengan memandanag nyala dengan 2 lapisan kaca kobalt yang biru, sinar-sinar natrium yang kunig akan diserap sehingga warna kalium yang lembayung kemerahan jadi terlihat.
b). Pengujian dilakukan pada KCl yang ditambahkan dengan asam tartrat akan menghasilkan endapan kristalin putih kalium hidrogen tartrat :

K+ + H2C4H4O6 KHC4H4O6 + H+ …………….(a)


K+ + H.C4H4O6- KHC4H4O………………………(b)

Jika asam tartrat yang digunakan, larutan harus dibufferkan dengan natrium asetat, karena asam yang terbentuk dalam reaksi (a), melarutkan endapan. Basa-basa ( alkali) kuat juga melarutkan endapan.
Endapan larut sedikit dalam air ( 3,26 g/L, K5= 3 x 10 -4), etapi sangat tidak larut dalam etanol 50%.
.
20. Na+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). Nyala Bunsen yang tak cemerlang akan diwarnai kuning kuat oleh uap garam natrium. Warna ini tak terlihat bila dipandanag melalui dua lapisan lempeng kaca kobalt yang biru. Garam natrium dalam jumlah yang sedikit sekali memberi hasil positif pada uji ini, dan hanya warna yang kuat dan bertahan lama yang menunjukkan bahwa natrium terdapat dalam jumlah yang berarti.

21. NH4+
Organ leptis larutan sanpel yang diujikan :
Bentuk : Larutan
Warna : Bening
Bau : Tidak berbau

a). Pengujian dilakukan pada NH4Cl yang ditambahkan dengan reagen nessler akan menghasilkan endapan atau pewarnan coklat merkurium (II) amidoiodida basa yang dihasilkan sesuai dengan jumlah amonia atau ion amonium yang terdapat :
NH4+ + 2 [HgI4]2- + 4OH- HgO.Hg(NH2) I + 7I- + 3H2O

Uji ini luar biasa peka dan akan mendeteksi runutan amonia yang terdapat dalam air minum. Semua logam, kecuali natrium dan kalium tak boleh ada.
b). Pengujian dilakukan pada NH4Cl yang ditambahkan dengan NaOH akan mengakibatkan gas amonia dilepaskan ketika dipanaskan.

NH4+ + OH- NH3 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari :
a) baunya yang spesifik
b) fakta bahwa gas ini menyebabkan kertas lakmus merah berubah menjadi biru
c) Terbentuknya uap putih amonium klorida bila sebuah batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat diletakan diatas mulut tabung
d) Kemampuannya mengubah kertas saring yang dibasahi larutan Hg(NO3)2 menjadi hitam, yaitu terbentuknya campuran merkurium (II) amidonitrat endapan putih) dan merkurium ( endapan hitam) :

2NH3 + Hg22+ + NO3- Hg(NH2)NO3 + Hg + NH4+




VII. Kesimpulan
Kation adalah ion yang bermuatan positif.
Analisa Kimia dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu :
1. Analisa kualitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari dan menyelidiki
adanya suatu unsur didalam sampel.
2. Analisa kuantitatif adalah suatu analisa yang bertujuan mencari/menyelidiki
banyaknya suatu unsur dalam sampel.
Analisis kation dapat dikategorikan dalam tiga tahapan berikut :
d. Pemisahan kation-kation ke dalam golongan
e. Pemisahan kation-kation dari tiap golongan
f. Identifikasi tiap kation











DAFTAR PUSTAKA


A. I. Vogel, A Textbook of Quantitative InorganicAnalysis, Including Elementary
Instrumental Analysis, ed.4 Logman 1978,

Hidayati,Ana, M.Si. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Semarang : Laboratorium Kimia Dasar FT IAIN Walisongo.

Ibnu, M. Sidiq, dkk., JICA Common Teksbook Edisi Revisi Kimia Analitik 1, Jurusan
Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Malang,

Masterton,W.L. , et al. Chemical principle. Ed 5. Saunders College Publ.1990

Zumdahl,S.S., et al. Chemistry. D.C Heath and Cmp. 1990.

http ://blog.unila.ac.id/widiarto/files/2009/09/bab-2-buku-ajar-analitik.pdf.

http ://pasirhanja.blogspot.com/identifikasikation.html. akses:14-12-2009,9:30



Semarang, Desember 2009

Dosen Pengampu Praktikan



(Dra. Ana Hidayati M., M.Si) ttd.

Identifikasi Anion

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALITIK
ANALISIS SECARA KUALITATIF

Disusun guna memenuhi tugas
Mata Kuliah : Praktikum Kimia Analitik
Dosen Pengampu : Dra. Ana Hidayati M., M.Si.









Disusun Oleh :
Siti Rizqiyati (083711036)
Siti Nurul Inayatul H. (083711038)
Suwito (083711039)
Taslim Wahyudin (083711040)


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2009


IDENTIFIKASI ANION

I. Tujuan
- Praktikan dapat mengidentifikasikan anion yang ada dalam suatu larutan.

II. Dasar Teori
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll.
Beberapa analisa basah antara lain :
a. Pemeriksaan kelarutan dalam air
Bila zatnya sukar larut dalam aquadest, maka zat itu dapat dipastikan :
-Bukan garam dari Na, K, atau NH4+
-Bukan garam nitrat kecuali Sb(NO3)3, Bi(NO3)3
-Bukan logam atau oksida logam kecuali oksida dari Na, K, Ba, Ca, Sr.
-Bila zatnya mudah larut dalam air, maka harus diperhatikan :
1)Warna larutan
-Biru : Cu2+.
-Hijau : Ni2+, Fe2+, Cr3+, manganat.
-Kuning : CrO42-, Fe(CN)64-, Fe3+.
-Merahjingga : Cr2O72-.
-Ungu : MnO4-.
-Merah jambu : Co, Mn2+.
2)Sifat asam
-Larutan netral
Tidak ada asam atau basa bebas, garam asam dan garam yang terhidrolisa yang memberikan asam atau basa.
-Larutan yang bereaksi basa
Mungkin disebabkan oleh hidroksida dari logam alkali dan alkali tanah, karbonat, sulfida, hipoklorit, dan peroksida dari logam alkali tersebut.
-Larutan yang bereaksi asam
Mungkin disebabkan oleh asam bebas, garam asam, garam yang menghasilkan reaksi asam karena hidrolisis atau oleh suatu larutan garam dalam asam.
b. Reaksi Pengendapan
Banyak sekali reaksi yang digunakan dalam analisis anorganik kualitatif yang melibatkan pembentukan endapan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluardari larutan. Kelarutan suatu endapan menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya (sebab endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat bersngkutan).
Pada pengendapan, apabila ada kelebihan dari zat pereaksi yang digunakan untuk membentuk endapan, kelebihan itu harus dipisahkan dari endapan. Pemakaian zat pereaksi yang terlalu benyak, mungkin tidak akan terjadi endapan karena terbentuknya ion kompleks, sehingga pemakaina zat pereaksi secara berlebihan tidak berguna dan merupakan pemborosan, juga dapat menyulitkan proses analisa. Cara yang baik dalam praktikum biasanya adalah dengan menambahkan kurang lebih setengah dari yang diperlukan, kemudian ditapis dan air tapisan ditambah pereaksi lagi, jika tidak terjadi endapan berarti zat pereaksi telah cukup.
c. Filtrasi atau Penyaringan
Filtrasi digunakan untuk memisahkan endapan dari kelebihan zat pereaksi. Sebelum ditapis, endapan harus dipanasi, kecuali untuk endapan yang larut bila dipanasi. Untuk itu, endapan dapat dicuci dengan cara dekantasi, artinya endapan dibiarkan supaya mengendap sempurna, baru filtratnya dituang kemudian diganti air suling, diaduk lalu dibiarkan, bru didekantasi lagi. Jika ada kecenderungan endapn larut dala air saringannya, karena terbentuk koloid, sebaiknya ke dalam larutan ditambahkan NH4Cl dan NH4NO3 untuk mencegah terbentuknya koloidal.
d. Pencucian Endapan
Larutan pencuci endapan berguna untuk membersihkan endapan dengan cara melarutkan kotoran yang terdapat dalam endapan.
Syarat-syarat larutan pencuci :
a.Tidak melarutkan endapan
b.Tidak bereaksi dengan endapan
c.Tidak menyebabkan endapan baru
d.Mudah menguap pada temperatur dimana endapan dikeringkan
e.Mudah melarutkan kotoran

Macam-macam larutan pencuci :
a.Aquadest
Digunakan untuk endapan yang kelarutannya sedikit dalam air, bila kelarutannya besar harus ditambah ion sejenis.
Misal : CaC2O4, pencuci (NH4)2C2O4
b.Zat cair yang dapat mengurangi kelarutan endapan (bertendensi menjadi koloid) dipakai larutan elektrolit sembarang, asalkan tidak bereaksi dengan endapan dan mudah menguap, misalnya Fe(OH)3 sebagai pencuci NH4NO3.
c.Zat cair yang dapat mereduksi endapan yang telah teroksidasi, misal NH4NO3
Rumus : Xn = Xo + ( u )n
(u+v)
Keterangan :
Xn= konsentrasi kotoran setelah pencucian
Xo= konsentrasi kotoran sebelum pencucian
u= volume pencuci yang melekat pada endapan
v= volume pencuci yang dipakai tiap pencucian
n= banyaknya pencucian



III. Alat dan Bahan
a. Alat
a. Tabung reaksi dalam berbagai ukuran + rak
b. Beaker glass
c. Pemanas
d. Penjepit
e. Batang Pengaduk gelas
f. Cawan porselin
g. Pipet tetes
b. Bahan
1. Larutan Na2CO3 40. Larutan KCNS
2. Larutan AgNO3 41. Larutan Borax
3. Larutan HCl 42. Larutan Metanol
4. Larutan MgSO4 43. Larutan Na-fosfat
5. Larutan BaCl2 44. Larutan Ammonium Molibdat
6. Larutan CH3COOH 45. Larutan Mg-mixture
7. Larutan Barium Hidroksida LP 46. Larutan K2CrO4
8. Larutan CaCl2 47. Larutan Na-asetat
9. Larutan Na2SO3 48. Larutan KOH pekat
10. Kertas saring 49. Aquades
11. Larutan KMnO4 50. Larutan H2O2
12. Larutan Barium Hidroksida LP 51. Larutan CuSO4 .
13. Larutan H2SO4 52. Larutan Na2C2O3
14. Larutan K2Cr2O7 53. Larutan Amonium asetat
15. Larutan Pb(NO3)2 54. Larutan MgCl2
16. Larutan Na2S2O3
17. Larutan FeCl3
18. Larutan I2
19. Larutan Na2SO4
20. Aqua regia/air raja
21. Larutan Na2S
22. Larutan HNO3
23. Larutan Cd-asetat
24. Larutan NaNO3
25. Larutan FeSO4
26. Larutan KI
27. Larutan HNO2
28. Larutan NaNO2
29. Serbuk Zn
30. Larutan NaOH
30. Larutan MnCl2
31. Kertas Lakmus
32. Larutan NaCl
33. Larutan NH4OH ( Amonia )
34. Larutan KBr
35. Larutan CCl4
36. Larutan Flourescein
37. Larutan Amylum
38. Larutan HgCl2
39. Larutan KCNS
IV. Cara Kerja
1. Karbonat
a.
Na2CO3
tb. reaksi
Tambahkan + HCl
hasil

Tambahkan AgNO3 berlebih
hasil

Panaskan
hasil

HNO3 atau
hasil
b.
Na2CO3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil

Didekatkan Batang pengaduk diatas mulut tabung yang telah dibasahi dengan barium hidroksida LP atau kalsium hidroksida LP
hasil
c.
Na2CO3
tb. reaksi
Tambahkan MgSO4
hasil
d.
Na2CO3
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

2. Bikarbonat
a.
Na2C2O3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na2C2O3
tb. reaksi
Tambahkan HCl
hasil

Didekatkan Batang pengaduk di atas mulut tabung yang telah dibasahi dengan barium hidroksida LP atau kalsium hidroksida LP
hasil



c.
Na2C2O3
tb. reaksi
Tambahkan MgSO4
hasil

Panaskan
hasil
d.
Na2C2O3
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

3. Sulfit
a.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan HCl
hasil

kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 + H2SO4 didekatkan di mulut tabung
hasil
c.
AlCl3
tb. reaksi
Tambahkan KMnO4
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
d.
AlCl3
tb. reaksi
Tambahkan K2Cr2O7
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
e.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan I2
Tambahkan H2SO4 encer
hasil




f.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil
g.
Na2SO3
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

4. Thiosulfat
a.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan HCl
hasil

kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 + H2SO4 didekatkan dimulut tabung
dibaui
hasil
c.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan FeCl3
hasil

Didiamkan atau dikocok
hasil
d.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan I2
hasil
e.
Na2S2O3
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil

Tambahkan Pb(NO3)2 berlebih
hasil
Panaskan
hasil


5. Sulfat
a.
Na2SO4
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na2SO4
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

Tambahkan aqua regia/air raja
hasil
Tambahkan ammonium asetat pekat
hasil

6. Sulfida
a.
Na2S
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil

Tambahkan HNO3 encer dingin
hasil
Tambahkan HNO3 panas
hasil
b.
Na2S
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
Dipanaskan
hasil

dibaui
kertas saring yang dibasahi dengan larutan Pb(NO3)2 didekatkan dimulut tabung
hasil
c.
Na2S
tb. reaksi

Tambahkan Pb(NO3)2
hasil
d.
Na2S
tb. reaksi

Tambahkan MnCl2
hasil


e.
Na2S
tb. reaksi
Tambahkan Cd-asetat
hasil

7. Nitrit
a.
NaNO2
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
NaNO2
tb. reaksi
Tambahkan FeSO4
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
c.
NaNO2
tb. reaksi
Tambahkan KMnO4
Tambahkan H2SO4 encer
hasil
d.
NaNO2
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
Tambahkan asam nitrat encer dingin
hasil
kertas saring yang dibasahi dengan larutan amylum didekatkan di mulut tabung
hasil

8. Nitrat
a.
NaNO3
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
NaNO3
tb. reaksi
Tambahkan FeSO4 jenuh
Tambahkan H2SO4 pekat
hasil



c.
NaNO3
tb. reaksi
Tambahkan Zn
Tambahkan NaOH
dipanaskan
hasil
meletakkan kertas lakmus merah di atas tabung reaksi
batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat didekatkan di atas mulut tabung
hasil

9. Klorida
a.
NACl
tb. reaksi

Tambahkan AgNO3
hasil

Tambahkan NH4OH encer
hasil

Tambahkan HNO3
hasil
b.
NACl
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4
dipanaskan
hasil
meletakkan kertas lakmus biru di atas tabung reaksi
Batang pengaduk yang dibasahi amonia didekatkan di atas mulut tabung
hasil
c.
NACl
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil

Dipanaskan
hasil
Dididihkan
hasil

10. Bromida
a.
KBr
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil

b.
KBr
tb. reaksi
Tambahkan HNO3
hasil
Tambahkan kloroform
Kertas saring yang dibasahi fluorescein didekatkan di atas mulut tabung
hasil

11. Iodida
a.
KI
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
KI
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 pekat
hasil
Tambahkan kloroform
Kertas saring yang dibasahi amylum didekatkan di atas mulut tabung
hasil
c.
KI
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil

Diencerkan
hasil
Didinginkan
hasil
d.
KI
tb. reaksi
Tambahkan merkuri klorida
hasil

Tambahkan KI berlebih
hasil

12. Rodanida/Thiosianat (CNS-)
a.
KCNS
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil



b.
KCNS
tb. reaksi
Tambahkan FeCl3
hasil
c.
KCNS
tb. reaksi
Tambahkan CuSO4
hasil

Tambahkan CuSO4 berlebih
hasil

13. Borat
a.
Borax
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Borax
cawan porselin
Dikeringkan
Tambahkan H2SO4 pekat + Metanol
Dibakar
hasil
c.
Borax
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil

Tambahkan BaCl2 berlebih
hasil

14. Fosfat
a.
Na-fosfat
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
Na-fosfat
tb. reaksi
Tambahkan Ammonium Molibdat
Tambahkan HNO3
hasil


c.
Na-fosfat
tb. reaksi
Tambahkan Magnesium mixture
hasil

15. Kromat
a.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil
b.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil
c.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil
d.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan H2O2
hasil
e.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
hasil
f.
K2CrO4
tb. reaksi
Tambahkan NaOH encer
hasil

16. Dikromat
a.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil




b.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan Pb(NO3)2
hasil
c.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan BaCl2
hasil
d.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan H2O2
hasil
e.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan HCl encer
hasil
f.
K2Cr2O7
tb. reaksi
Tambahkan NaOH encer
hasil

17. Asetat
a.
Na-asetat
tb. reaksi
Tambahkan Alkohol
Tambahkan H2SO4 pekat
hasil
b.
Na-asetat
tb. reaksi
Tambahkan FeCl3
hasil

18. Permanganat
a.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan AgNO3
hasil



b.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan KOH pekat
hasil

Tambahkan H2O dan diasamkan dengan H2SO4 encer
hasil
c.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan H2O2
hasil
d.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan natrium nitrit
hasil
e.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan FeSO4
hasil
f.
KMnO4
tb. reaksi
Tambahkan H2SO4 encer
Tambahkan CH3COOH
Dipanaskan
hasil


V. Data Pengamatan
1. Karbonat
a. Na2CO3 + AgNO3 Endapan putih

Endapan putih + AgNO3 berlebih Endapan kuning ( sebelum pemanasan)

Setelah dipanaskan Endapan coklat hitam
( Endapan larut dalam asam nitrat dan ammonia )

b. Na2CO3 + HCl Gas CO2
Bukti : batang pengaduk yang telah dibasahi calsium hidroksida LP didekatkan dimulut tabung Endapan putih

c. Na2CO3 + MgSO4 Endapan putih

d. Na2CO3 + BaCl2 Endapan putih

2. Bicarbonat
a. Na2C2O3 + AgNO3 Endapan putih

b. Na2C2O3 + HCl Gas CO2
Bukti : batang pengaduk yang telah dibasahi Barium hidroksida LP didekatkan dimulut tabung Endapan putih

c. Na2C2O3 + MgSO4 Tidak ada endapan ( sebelum dipanaskan )

Setelah dipanaskan Endapan putih

d. Na2C2O3 + BaCl2 Endapan putih

3. Sulfit
a. Na2SO3 + AgNO3 Endapan putih

b. Na2CO3 + HCl Gas CO2
Bukti : kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 + H2SO4 didekatkan dimulut tabung dari orange hijau

c. KMnO4 + H2SO4 + Na2SO3 warna ungu dilunturkan

d. K2Cr2O7 + H2SO4 + Na2SO3 warna hijau

e. I2 + H2SO4 + Na2SO3 coklat dilunturkan

f. Na2SO3 + Pb(NO3)2 Endapan putih

g. Na2SO3 + BaCl2 Endapan putih

4. Thiosulfat
a. Na2S2O3 + AgNO3 Endapan putih kuning coklat

hitam
b. Na2S2O3 + HCl Gas CO2
Bukti : - kertas saring yang dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 + H2SO4 dari
orange hijau
- Bau belerang
c. Na2S2O3 + FeCl3 Larutan ungu dilunturkan

d. I2 + Na2S2O3 warna coklat yang dilunturkan

e. Na2S2O3 + Pb(NO3)2 tidak terjadi endapan + Pb(NO3)2 berlebih

Endapan putih. Jika dipanaskan endapan hitam

5. Sulfat
a. Na2SO4 + AgNO3 tidak terjadi endapan
b. Na2SO4 + BaCl2 Endapan putih aqua regia/air raja( HClp:HNO3p=1:3 )
endapan putih tidak larut + ammonium
asetat pekat. Endapan tidak larut

6. Sulfida
a. Na2S + AgNO3 Endapan putih. Endapan tidak larut dalam
asam nitrat encer dingin tetapi larut dalam asam nitrat panas.
b. Na2S + HCl timbul Gas
Bukti : - kertas saring yang dibasahi dengan larutan Pb(NO3)2 didekatkan
dimulut tabung kemudian dipanaskan akan terjadi warna hitam.
- Bau spesifik
c. Na2S + Pb(NO3)2 Endapan Hitam

d. Na2S + MnCl2 Endapan merah jambu

e. Na2S + Cd-asetat Endapan kuning

7. Nitrit
a. NaNO3 + AgNO3 Endapan putih

b. FeSO4 + H2SO4 + NaNO3 terjadi cincin coklat

c. KMnO4 + H2SO4 + NaNO3 warna ungu yang dilunturkan

d. KI + HNO3 + NaNO3 Timbul gas I2
Bukti : - kertas saring yang dibasahi dengan larutan Amylum biru

8. Nitrat
a. NaNO2 + AgNO3 Tidak terjadi Endapan putih

b. NaNO2 + FeSO4 jenuh + H2SO4 Cincin coklat

c. NaNO2 + serbuk Zn + NaOH ( dipanasakan ) Gas amonia
Bukti : - Kertas lakmus merah biru
- Terjadi kabut putih pada batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat

9. Klorida
a. NACl + AgNO3 Endapan putih + NH4OH encer Endapan larut
( tetapi tidak larut dalan HNO3 encer )
b. NACl + H2SO4 ( dipanaskan ) Gas
Bukti : - Kertas lakmus biru merah
- Terjadi kabut putih pada batang pengaduk yang dibasahi amonia
c. NACl + Pb(NO3)2 Endapan putih ( dipanaskan) Endapan
akan larut kemudian dididihkan endapan berbentuk jarum

10. Bromida
a. KBr + AgNO3 Endapan kuning muda

b. KBr + HNO3 Uap warna coklat merah
Bukti : - Dalam larutan + Kloroform Lapisan kloroform berwarna coklat merah
- Kertas saring dibasahi dengan fluorescein Merah jingga

11. Yodida
a. KI + AgNO3 Endapan kuning

b. KI + H2SO4 pekat Uap ungu
Bukti : - Dalam larutan + Kloroform Lapisan kloroform berwarna ungu
- kertas saring yang dibasahi dengan larutan Amylum biru
c. KI + Pb(NO3)2 Endapan kuning kemudian diencerkan dengan aquades
Endapan akan larut ( didinginkan )
Terjadi endapan lagi berbentuk kuning keemasan.
d. KI + Merkuri Klorida Endapan merah jingga + KI berlebih
endapan akan larut

12. Rodanida/Thiosanat ( CNS )
a. KCNS + AgNO3 Endapan putih

b. KCNS + FeCl3 Larutan berwarna merah darah

c. KCNS + CuSO4 Larutan berwarna hijau + CuSO4 berlebih
Endapan putih yang lama-lama jadi hitam

13. Borat
a. Borax + AgNO3 Endapan putih

b. Reaksi nyala
Borax dikeringkan dalam cawan porselin + H2SO4 pekat + Metanol kemudian dibakar Nyala api akan berwarna hijau
c. Borax + BaCl2 Endapan putih. Endapan tidak larut dalam ammonium asetat

14. fosfat
a. Na-fosfat + AgNO3 Endapan kuning

b. Na-fosfat + ammonium molibdat + HNO3 Endapan kuning

c. Na-fosfat + Mg-mixture Endapan putih

15. Kromat
a. K2CrO4 + AgNO3 Endapan merah coklat

b. K2CrO4 + Pb(NO3)2 Endapan kuning

c. K2CrO4 + BaCl2 Endapan kuning

d. K2CrO4 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan biru kemudian timbul gas dan larutan hijau
e. K2CrO4 + HCl encer Larutan warna orange
f. K2CrO4 + NaOH encer Larutan tetap kuning

16. Dikromat
a. K2Cr2O7 + AgNO3 Endapan merah coklat

b. K2Cr2O7 + Pb(NO3)2 Endapan kuning

c. K2Cr2O7 + BaCl2 Endapan kuning

d. K2Cr2O7 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan biru tua kemudian timbul gas dan larutan hijau
e. K2Cr2O7 + HCl encer Larutan tetap orange

f. K2Cr2O7 + NaOH encer Larutan kuning

17. Asetat
a. Na-asetat + Metanol + H2SO4 pekat ( dipanaskan ) Bau harumdari etil asetat
b. Na-asetat + FeCl3 Larutan coklat merah

18. Permanganat
a. KMnO4 + AgNO3 Tidak terjadi reaksi

b. KMnO4 + KOH pekat ( dipanaskan ) Larutan hijau + H2O dN diasamkan

dengan H2SO4 encer Larutan warna ungu
c. KMnO4 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan warna ungu dari KMnO4

d. KMnO4 + H2SO4 encer + NaNO3 Larutan warna ungu dari KMnO4

e. KMnO4 + H2SO4 encer + FeSO4 Larutan warna ungu dari KMnO4

f. KMnO4 + H2SO4 encer + CH3COOH Larutan warna ungu dari KMnO4


VI. Pembahasan
1. Karbonat
Terjadinya endapan putih pada saat pengujian sampel Na2CO3 dengan beberapa larutan yang diujikan menunjukan sampel mengandung CO32-.

CO32- + 2H+ CO2 + H2O

CO2 + Ba+ + 2OH- BaCO3 + H2O

a. Na2CO3 + AgNO3 Endapan putih

Endapan putih + AgNO3 Endapan kuning ( sebelum pemanasan)

Setelah dipanaskan Endapan coklat hitam
( Endapan larut dalam asam nitrat dan ammonia )
Hal ini menunjukan sampel mengandung CO32-.
b. Na2CO3 + HCl Gas CO2 dilepaskan

CO32- + 2H+ CO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur ( air burit ) :

CO2 + Ca+ + 2OH- BaCO3 + H2O

CO2 + Ba+ + 2OH- BaCO3 + H2O

c. Na2CO3 + MgSO4 Endapan putih

Hal ini menunjukan sampel mengandung CO32-.
d. Na2CO3 + BaCl2 Endapan putih Barium carbonat :

CO2 + Ba+ BaCO3

Hanya karbonat-karbonat normal yang bereaksi, hidrogen karbonat tidak bereaksi. Endapan dapat larut dalam asam mineral dan asam karbonat :

BaCO3 + 2H+ Ba+ + CO2 + H2O

BaCO3 + CO2 + H2O Ba+ + 2HCO-

2. Bicarbonat
a. Na2C2O3 + AgNO3 Endapan putih

b. Na2C2O3 + HCl Gas CO2
Bukti : batang pengaduk yang telah dibasahi Barium hidroksida LP didekatkan dimulut tabung Endapan putih

c. Na2C2O3 + MgSO4 Tidak ada endapan ( sebelum dipanaskan )

Setelah dipanaskan Endapan putih

d. Na2C2O3 + BaCl2 Endapan putih

3. Sulfit
a. Na2SO3 + AgNO3 Endapan kristalin putih perak sulfit :

[AgSO3]- + Ag+ Ag2SO3

Endapan melarut jika ion sulfit ditambahkan dengan berlebihan :

AgSO3 + SO32- 2 [AgSO3]-

Endapan juga larut dalam HNO3 encer, di mana gas belerang dioksida dilepaskan dan di dalam amonia, di mana terbentuk kompleks diaminaargentat :

Ag2SO3 + 2H+ SO2 + 2Ag+ + H2O

Ag2SO3 + 4NH3 2 [Ag(NH3)2]+ + SO32-


b. Na2CO3 + HCl Penguraian, lebih cepat dengan dipanaskan, disertai pelepasan belerang dioksida :

SO32- + 2H+ SO2 + H2O

Gas ini dapat diidentifikasi dari bau belerang terbakar yang menyesakan nafas dan dari pewarnaan hijau yang dihasilkan bila sehelai kertas saring yang dibasahi dengan K2Cr2O7 yang telah diasamkan dengan H2SO4 encer yang didekatkan di atas mulut tabung. Hal ini disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium (III) :

3SO2 + Cr2O72- + 2H+ 2Cr3+ + 3SO42- + H2O

c. KMnO4 + H2SO4 + Na2SO3 warna ungu dilunturkan, yang disebabkan oleh reduksi menjadi ion-ion mangan (II) :

5SO32- + 2KMnO4-- 2Mn2+ + -5SO42- + H2O

d. K2Cr2O7 + H2SO4 + Na2SO3 warna hijau, yang disebabkan oleh pembentukan ion-ion kromium (II) :

3SO32- + Cr2O72- + 6H+ 2Mn2+ + -5SO42- + 4H2O

e. I2 + H2SO4 + Na2SO3 coklat dilunturkan

f. Na2SO3 + Pb(NO3)2 Endapan putih timbel sulfit :

SO32- + Pb2+ PbSO3

Endapan larut dalam HNO3 encer, di mana gas belerang dioksida terbentuk :

PbSO3 + 2H+ SO2 + Pb2+

g. Na2SO3 + BaCl2 Endapan putih barium sulfit :

SO32- + Ba2+ BaSO3

Endapan larut dalam HCl encer, di mana gas belerang dioksida dilepaskan :

BaSO3 + 2H+ Ba2+ + SO2 + H2O

Setelah didiamkan, endapan perlahan-lahan teroksidasi menjadi sulfat dan tak larut dalam asam mineral encer, perubahan ini dapat dihasilakn dengan cepat dengan memanaskan dengan air brom atau sedikit asam nitrat pekat atau dengan hidrogen peroksida :

2BaSO3 + O2 2BaSO4


BaSO3 + Br + H2O BaSO4 + 2Br - + 2H+
3BaSO3 + HNO3 3BaSO4 + 2NO + H2O


BaSO3 + H2O2 BaSO4 + H2O

4. Thiosulfat
a. Na2S2O3 + AgNO3 Endapan perak tiosulfat :

S2O32- + 2Ag + Ag2S2O3

Mula-mula tidak terjadi endapan, karena terbentukkompleks ditiosulfatoargentat (I) yang larut :

2S2O32- + Ag + [Ag(S2O3)2]3-

Endapan ini tidak stabil, berubah menjadi gelap setelah didiamkan, dimana terbentuk perak sulfida :

Ag2S2O3 + H2O Ag2S + 2H+ + SO42-

Penguraian ini dapat dipercepat dengan memanaskan.
b. Na2S2O3 + HCl pada keadaan dingin larutan tiosulfat tidak terjadi endapan, cairan yang diasamkan tersebut segra menjadi keruh karena pemisahan belerang dan dalam larutan terdapat asam sulfit. Dengan memanaskan larutan, belerang dioksida dilepaskan, yang dapat diketahui dari baunya dan kerjanya terhadap kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan K2Cr2O7 yang telah diasamkan dengan H2SO4 encer. Belerang tadi mula-mula membentuk larutan koloidal, yang berangsur-angsur dikoagulasikan oleh asam bebas yang terdapat di dalamnya. Reaksi-reaksi sampingan yang terjadi, yang menimbulkan asam tionat :

2S2O32- + 2H+ S + SO2 + H2O

c. Na2S2O3 + FeCl3 Larutan ungu ( lembayung ), yang mungkain disebabkan karena terbentuknya suatu kompleks ditiosulfatobesi (III) :

2S2O32- + Fe3+ [Fe(S2O3)2]-

Setelah didiamkan, warna ungu hilang ( luntur ) dengan cepat, sementara ion-ion tetrationat dan besi (II) terbentuk :

[Fe(S2O3)2]- + Fe3+ 2Fe2+ + S4O62-

Reaksi keseluruhan dapat dituliskan sebagai reduksi besi (III) oleh tiosulfat :

2S2O32- + 2Fe3+ S4O62- + 2Fe2+

d. I2 + Na2S2O3 warna coklat yang dilunturkan, di man terbentuk larutan ion tetrationat yang tak berwarna :

I2 + 2S2O32- 2I- + S4O62-
Reaksi ini mempunyai penggunaan yang praktis dalam metode iodometri dan iodimetri dari analisis secara titrasi .

e. Na2S2O3 + Pb(NO3)2 mula-mula tidak terjadi endapan, tetapi dengan penambahan Pb(NO3)2 berlebih, terbentuk endapan putih timbel tiosulfat :

S2O32- + Pb2+ PbS2O3
Endapan larut dalam tiosulfat berlebih, oleh sebab inilah mula-mula tak terjadi endapan. Dengan mendidihkan suspensi endapan itu menjadi berwarna gelap, dan akhirnya membentuk endapan hitam timbel sulfida :

PbS2O3 + H2O PbS + 2H+ + SO42-

Reaksi ini dapat dipakai untuk membedakan ion sulfit dan ion tiosulfat

5. Sulfat
a. Na2SO4 + AgNO3 terjadi endapan putih perak sulfat,
Ag2SO4 ( kelarutan 5,8 ί pada 18˚ ) dari larutan pekat.

SO42- + Ag + Ag2SO4

b. Na2SO4 + BaCl2 Endapan putih barium sulfat, BaSO4.

SO42- + Ba2+ BaSO4

Endapan tidak larut dalam HCl encer panas, aqua regia/air raja( HClp:HNO3p=1:3 ), HNO3 encer dan juga ammonium asetat, tetapi larut sedang-sedang saja dalam HCl encer.

6. Sulfida
a. Na2S + AgNO3 Endapan putih perak sulfida (Ag2S ). Endapan tidak larut dalam asam nitrat encer dingin tetapi larut dalam asam nitrat panas.

S2- + 2Ag + Ag2S

b. Na2S + HCl timbul Gas
Dapat dideteksi dari Baunya yang spesifik dan dengan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan Pb(NO3)2 didekatkan dimulut tabung kemudian dipanaskan akan terjadi warna hitam dari PbS :

Pb( CH3COO )2 + H2S PbS ( hitam )

c. Na2S + Pb(NO3)2 Endapan Hitam timbel sulfida, PbS.

d. Na2S + MnCl2 Endapan merah jambu

e. Na2S + Cd-asetat Endapan kuning
7. Nitrit
a. NaNO2 + AgNO3 Endapan kristalin putihperak nitrit dari larutan yang pekat :

NO2 - + Ag + AgNO2

b. Uji adanya ion nitrit didasarkan atas kemampuannya sebagai bahan pengoksidasi. Larutan uji dibuat bibuat sedikit sedikit bersuasana asam dengan menambahkan H2SO4 encer kemudian ditambahkaan beberapa tetes larutan besi (II) sulfat ke dalam larutan sampel akan menyebabkan oksidasi besi (II) menjadi besi (III) dan perekdusian
NO2 – menjadi NO. Reaksi antara NO dan kelebihan besi (II) menghasilkan kompleks besi yang berwarna coklat ( cincin coklat ) :

NO2 - + Fe2+ + 2H+ Fe2+ + NO + H2O

Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+

c. KMnO4 + H2SO4 + NaNO2 warna ungu yang dilunturkan oleh suatu nitrit, tetapi tidak ada gas yang dilepaskan :

5SO2- + 2MnO4- - 5SO3- + 2Mn2+ + 3H2O

d. Dengan menambahkan suatu larutan nitrit ke dalam larutan KI yang diteruskan dengan mengasamkan dengan asam asetat encer, iod akan dibebeskan yang dapat diidentifikasi dari warna biru yang dihasilkan dari pencelupan kertas saring yang telah dibasahi dengan larutan amylum. Metode lainnya yaitu dengan mengektraksi iod yang dibebaskan itu kloroform atau tetraklorida.

2SO2- + 2I + 2CH3COOH I2 + 2NO + 2CH3COO - + 3H2O

8. Nitrat
a. NaNO3 + AgNO3 Tidak terjadi Endapan putih

b. Identifikasi NO3 dilakukan dengan menambahkan FeSO4 jenuh ke dalam sampel yang telah diasamkan dengan H2SO4. kemudian dengan hati-hati ditambahkan larutan H2SO4 pekat melalui dinding tabung reaksi maka setelah beberapa menit terbentuk cincin coklat pada pertemuan kedua larytan tersebut. Hal ini menunjukan adanya ion nitrat dalam larutan sampel. Reaksi pembentukan cincin coklat [Fe(NO)]2+ dapat dituliskan sebagai berikut :

NO3 - + 3Fe2+ + 4H+ 3Fe3+ + NO + 2H2O

Fe2+ + NO [Fe(NO)]2+

Cincin coklat terdapat pada pertemuan kedua larutan tersebut dikarenakan pada pertemuan tersebut konsentrasi H+ tertinggi.

c. NaNO3 + serbuk Zn + NaOH ( dipanasakan ) Gas amonia dilepaskan
Dapat didideteksi dari baunya yang spesifik dan dari kerjanya atas kertas lakmus merah yang diubah menjadi biru serta terjadinya kabut putih pada saat batang pengaduk yang dibasahi HCl pekat didekatkan di atas mulut tabung :
NO3 - + 4Zn + 4OH - + 6H2O NH3 + 4[Zn(OH)4] 2-

9. Klorida
a. NACl + AgNO3 Endapan putih AgCl. Endapan tidak larut dalam air dan HNO3 encer akan tetapi larut dalam NH4OH encer dan dalam larutan KCNS dan tiosulfat :
Cl- + Ag + AgCl

AgCl + 2NH3 [Ag(NH3)2] + + Cl-

[Ag(NH3)2] + + Cl- + 2H+ AgCl + 2NH4

c. Pengujian sampel NaCl dengan larutan H2SO4 pekat akan banyak menguraikan banyak klorida dalam keadaan dingin dan penguraian akan sempurna pada saat pemanasan, yang disertai pelepasan hidrogen peroksida :

Cl- + H2SO4 HCl + HSO4 -
Gas ini dapat dikenali dari sifatnya yang mengubah Kertas lakmus biru menjadi merah dan dari pembentukan kabut putih ammonium klorida, bila batang pengaduk yang dibasahi amonia yang didekatkan di aatas mulut tabung.

c. NACl + Pb(NO3)2 ( dipanaskan) Endapan putih timbel klorida ( PbCl2 ) dari larutan yang pekat :

2Cl - + Pb2+ PbCl2

10. Bromida
a. KBr + AgNO3 Endapan seperti dadih yang berwarna kuning-muda ( pucat ) perak bromida, AgBr, yang sangat sedikit larut dalam amonia encer, tetapi mudah larut dalam larutan amonium pekat. Endapan juga larut dalam larutan KCNS dan natrium tiosulfat, tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer :

Br - + Ag + AgBr

AgBr + 2NH3 [Ag(NH3)2] + + Br -

AgBr + 2CN- [Ag(CN)2] - + Br -

AgBr + 2S2O3 2- [Ag(S2O3)2] 3- + Br -

b. KBr + HNO3 Uap warna coklat merah :

Br - + 8HNO3 3Br2 + 2NO + 6NO3 - + 4H2O

Hal ini dapat dibuktikan dengan :
1. Jika ke dalam larutan sampel ditambahkan kloroform maka lapisan kloroform akan berwarna coklat.
2. Uji fluorescein: brom bebas mengubah zat warna fluorescein (I) yang kuning menjadi eosin (II) atau tetrabromoflouresin yang merah. Maka ketika kertas saring yang dijenuhi dengan larutan fluorescein adalah reagensia yang berharga untuk uap brom karena kertas saring berwarna merah jingga.

11. Yodida
a. KI + AgNO3 Endapan seperti dadih yang berwarna kuning yaitu perak iodida, AgI, yang mudah larut dalam larutan KCNS dan natrium tiosulfat, sangat sedikit larut dalam larutan amonia dan tak larut dalam asam nitrat encer :

I- + Ag + AgI

AgI + 2CN- [Ag(CN)2] - + I-

AgI + 2S2O3 2- [Ag(S2O3)2] 3- + I-

b. KI + H2SO4 pekat Uap ungu ( lembayung ). Uap ini dapat dibuktikan dengan :
1. Jika ke dalam larutan sampel ditambahkan kloroform maka lapisan kloroform akan berwarna ungu.
2. kertas saring yang dibasahi dengan larutan Amylum yang diletakkan di atas mulut tabung akan berwarna biru.
Hal ini menunjukan adanya ion iodida dalam larutan sampel :

2I- + Cl2 I2 + 2Cl

2I- + 2H2SO4 l2 + 2SO42- + 2H2O

c. KI + Pb(NO3)2 Endapan kuning timbel iodida yang larut dalam aquades panas yang banyak dengan membentuk suatu larutan tak berwarna. Dan ketika didinginkan, menghasilkan keping-keping yang kuning keemasan seperti sisik ikan :

2I- + Pb 2+ PbI2


.
d. KI + Merkuri Klorida Endapan merah jingga skarlet merkurium (II) iodida:

2I- + HgCl2 HgI2 + 2Cl-


Endapan dapat larut dalam KI berlebih, dan akan membentuk suatu kompleks tetraiodidiomerkurat (II) :

HgI2 + 2I- [HgI2] 2-

12. Rodanida/Thiosanat ( CNS )
a. KCNS + AgNO3 Endapan perak tiosianat, AgSCN, yang berwarna putih seperti dadih susu. Endapan larut dalam larutan amonia tetapi tidak larut dalam HNO3 encer :
SCN- + Ag + AgSCN

AgSCN + 2NH3 [Ag(NH3)2] + + SCN+

b. KCNS + FeCl3 Larutan berwarna merah darah, yang ditimbulka karena terbentuknya suatu kompleks :

3SCN- + Fe3+ Fe(SCN)3

c. KCNS + CuSO4 Larutan berwarna hijau, lalu endapan hitam tembaga (II) tiosanat dalam CuSO4 berlebih :

2SCN- + Cu2+ Cu(SCN)2

Penambahan asam sulfit ( larutan jenuh belerang dioksida ) mengubah endapan menjadi tembaga (I) tiosanat yang putih :

Cu(SCN)2 + SO2 + 4H2O 2CuSCN + 2SCN- + SO42- + 4H+

13. Borat
a. Borax + AgNO3 Endapan putih metaborat, AgBO2, dari larutan borat yang cukup pekat. Endapan larut baik dalam amonia encer maupun dalam asam asetat. Dengan mendidihkan endapan dengan air, endapan terhidrolisis sempurna dan diperoleh endapan coklat perak oksida. Endapan perak oksida dihasilkan langsung dalam larutan-larutan yang sangat encer :

B4O7 2- + 4Ag + + H2O 4AgBO2 + 4H+

2AgBO2 + 3H2O Ag2O + 2H3BO3

Asam borat yang terbentuk dalam reaksi ini praktis tidak terdisosiasi.
b. Pengujian dilakukan pada sampel borax yang dikeringkan dalam sebuah cawan porselin kemudian dicampurkan asam sulfat pekat dan metanol ke dalam cawan porselin dan kemudian dinyalakan, alkohol (metanol ) akan terbakar dengan nyala yang pinggirannya hijau, hal ini disebabkan oleh pembentukan metil borat B (OCH3)3 atau etil borat B (OC2H5)2. Kedua ester ini beracun :

H3BO3 + 3CH3OH B(OCH3)3 + 3H2O

Reakis ini boleh disesuaikan sebai uji bercak dengan cara berikut : metil borat disuling dan dialirkan ke dalam larutan air yang mengandung kalium f;orida, mangan (II) nitrat, dan perak nitrat. Ester ini akan dihidrolisis oleh air menjadi asam borat :

B(OCH3)3 + 3H2O H3BO3 + 3CH3OH

Asam borat ini bereaksi dengan alkali florida dan membebaskan basa alkali bebas :

H3BO3 + 4F - [BF4] - + 3OH-

Basa alkali bebas ini bisa diidentifukasi dari terbentuknya endapan hitam dengan larutan mangan (II) nitrat-perak nitrat.
c. Borax + BaCl2 Endapan putih barium metaborat, Ba(BO2)2, dari larutan-larutan yang cukup pekat. Endapan tidak larut dalam ammonium asetat, asam-asam encer, BaCl2 berlebih. Larutan kalsium dan strontium klorida bertindak serupa :

B4O7 2- + 2Ba 2+ + B2O 2Ba(BO2)2 + 2H+

14. fosfat
a. Na-fosfat + AgNO3 Endapan kuning perak ortofosfat normal, Ag3PO4, yang larut dalam larutan amonia encer dan dalam asam nitrat encer:

HPO4 2- + 3Ag + Ag3PO4 + H+

Ag3PO4 + H+ H2PO4 2- + 3Ag +

Ag3PO4 + 6NH3 [Ag(NH3)2] + + PO4 2-


b. Na-fosfat + ammonium molibdat + HNO3 Endapan amonium fosfomolibdat yang berwarna kuning kristalin, (NH4)3P(MO3O10)4
Pengendapan dipercepat dengan memanaskan sampai suhu yang tak melampaui 40˚C, dan dengan penambahan larutan amonium nitrat. Endapan larut dalam larutan amonia dan dalam basa alkali.
c. Na-fosfat + Mg-mixture Endapan putih

15 & 16. Kromat & Dikromat

a. K2CrO4 + AgNO3 Endapan merah kecoklatan perak kromat, Ag2CrO4, yang larut dalam asam nitrat encer dan dalam larutan amonia, tetapi tak larut dalam asam asetat.
CrO4 2- + 2Ag + Ag2CrO4

Ag2CrO4 + H+ 2Ag + + Cr2O7 2- + 3H2O

Ag2CrO4 + 6NH3 [Ag(NH3)2] + + CrO4 2-


Endapan coklat kemerahan perak dikromat, Ag2Cr2O7, terbentuk dengan larutan pekat suatu dikromat, ini berubah ketika dipanaskna dengan ar menjadi perak kromat yang lebih sedikit larutnya.

Cr2O7 2- + 2Ag + Ag2Cr2O7

Ag2Cr2O7 2- + 2H2O Ag2CrO4 + CrO4 2- + 2H+



b. K2CrO4 + Pb(NO3)2 Endapan kuning endapan kuning timbel kromat, PbCrO4, yang tak larut dalam larutan asam asetat, tetapi larut dalam larutan asam nitrat encer dan larutan natrium hidroksida:
CrO4 2- + Pb 2+ PbCrO4
2PbCrO4 + 2H+ Pb 2+ + Cr2O7 2- + H2O

c. K2CrO4 + BaCl2 Endapan kuning barium kromat, BaCrO4, yang tak larut dalam air dan dalam asam asetat, tetapi larut dalam asam mineral encer:

CrO4 2- + Ba 2+ BaCrO4

Ion-ion dikromat menghasilkan endapan yang sama, tetapi karena suatu asam kuat terbentuk maka pengendapan hanyalah bersifat parsial:

Cr2O7 2- + 2Ba 2+ + H2O 2BaCrO4 + 2H+

Jika natrium hidroksida atau natrium asetat ditambahkan, maka pengendapan menjadi kuantitatif.
d. K2CrO4 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan larutan kromium pentoksida yang biru tua. Larutan biru ini sangat tidak stabil dan segera terurai, menghasilkan oksigen dan larutan suatu garam kromium (II) yang hijau.
Pewarnaan biru disebabkan oleh adanya kromium pentoksida, CrO5:

CrO4 2- + 2H+ + 2H2O2 CrO5 + 3H2O

e. K2CrO4 + HCl encer Larutan warna orange
pada saat pemanasan, klor dilepaskan dan dihasilkan suatu larutan yang mengandung ion kromium (III) :

2K2CrO4 + 16HCl 2Cr 3+ + 3Cl2 + 4K+ + 10Cl- + 8H2O

K2Cr2O7 + 16HCl 2Cr 3+ + 3Cl2 + 2K+ + 8Cl- + 7H2O

f. K2CrO4 + NaOH encer Larutan tetap kuning

17. Asetat
a. Pengujian sampel Na-asetat dengan etanol dan H2SO4 pekat yang dipanaskan dengan perlahan-lahan selama beberapa menit akan terbentuk etil asetat, CH3COO.C2H5, yang dapat dikenali dari baunya yang segar dan seperti buah. Setelah didinginkan dan diencerkan dengan air, bau harum itu akan lebih mudah dideteksi.

CH3COONa + H2SO4 CH3COOH + Na+ + HSO4 2-

CH3COOH + C2H5OH CH3COO. C2H5 + H2O

b. Na-asetat + FeCl3 Larutan merah tua, disebabkan oleh pembentukan ion kompleks [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+. Dengan mendidihkan larutan yang merah itu, ia terurai dan endapan besi(III) basa yang merah kecoklatan terbentuk:

6CH3COO- + 2Fe3+ + 8H2O [Fe3(OH)2(CH3COO)6]+. + 2H+

[Fe3(OH)2(CH3COO)6]+. + 8H2O 3Fe(OH)2CH3COO + 3CH3COOH+ H+

18. Permanganat
a. KMnO4 + AgNO3 Tidak terjadi reaksi

b. KMnO4 + KOH pekat ( dipanaskan ) Larutan hijau + H2O dan diasamkan
dengan H2SO4 encer Larutan warna ungu
c. KMnO4 + H2SO4 encer + H2O2 Larutan warna ungu dari KMnO4menjadi hilang atau luntur dan dilepaskan oksigen yang murni tetapi basah ( mengandung air ) :
2MnO4- + 5H2O2 + 6H+ 5O2 + 2MnO2+ + 8H2O

d. KMnO4 + H2SO4 encer + NaNO3 Larutan warna ungu dari KMnO4 dengan adanya asam sulfat, meredusi permanganat dengan disertai pembentukan ion-ion nitrat:

2MnO4- + 5NO2 - + 6H+ 2Mn2+ + 5NO3 - + 3H2O

Beberapa reaksi samping juga terjadi, dan campuran berbau gas nitrogen oksida.
e. KMnO4 + H2SO4 encer + FeSO4 Larutan warna ungu dari KMnO4 karena terbentuknya ion-ion besi(III) :

2MnO4- + 5Fe2+ + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+ + 4H2O

warna ungu hiolang jika ditambahkan fosfat atau fluorida, mereka membentuk kompleks tak berwarna dengan besi(III).

f. KMnO4 + H2SO4 encer + CH3COOH Larutan warna ungu dari KMnO4 menjadi luntur. Dengan adanya H2SO4 encer, mengfhasilkan gas karbon dioksida:

2MnO4- + 5(COO) 22- + 16H+ 10CO2 + Mn2+ + 4H2O

Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60˚C. Ion mangan(II) mengkatalis reaksi ini, jadi reaksi ini adalah otokatalitik. Sekali ion mangan(II) telah terbentuk, reaksi ini menjadi semakin cepat.


VII. Kesimpulan
Analisa anion adalah analisa yang bertujuan untuk menganalisa adanya ion dalam sampel. Sedangkan analisa kualitatif dilakukan untuk mengetahui jenis unsur atau ion yang terdapat dalam suatu sampel. Jadi, analisa anion secara kualitatif merupakan analisa yang dilakukan untuk mengetahui adanya anion serta jenis anion apa saja yang terdapat dalam suatu sampel.
Anion merupakan ion bermuatan negtif. Dalam analisa anion dikenal adanya analisa pendahuluan yang meliputi analisa kering dan analisa basah. Analisa kering meliputi pemeriksaan organoleptis (warna, bau, rasa) dan pemanasan. Analisa basah adalah analisa dengan melarutkan zat-zat dalam larutan. Analisa basah meliputi pemeriksaan kelarutan dalam air, reaksi pengendapan, filtrasi atau penyaringan, dan pencucian endapan. Dalam analisa anion juga ada uji anion saling mengganggu, misal Co3 2- dan SO32-, NO3- dan NO2-, dll.






DAFTAR PUSTAKA

A. I. Vogel, A Textbook of Quantitative InorganicAnalysis, Including Elementary
Instrumental Analysis, ed.4 Logman 1978,

G. Svehla, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimakro, ed.5 PT. Kalman
Media Pusaka, Jakarta,

Hidayati,Ana, M.Si. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Semarang : Laboratorium Kimia Dasar FT IAIN Walisongo.

Ibnu, M. Sidiq, dkk., JICA Common Teksbook Edisi Revisi Kimia Analitik 1, Jurusan Kimia
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,Universitas Negeri Malang,

http : //levenspiel.wordpress.com/ akses:12-12-2009.10:34



Semarang, Desember 2009

Dosen Pengampu Praktikan



(Dra. Ana Hidayati M., M.Si) ttd.