Selasa, 29 Desember 2009

Standarisasi I2

VII. STANDARISASI LARUTAN I2


1. Tujuan
Praktikan mampu menentukan kadar I2 dengan menggunakan larutan standar Na¬¬2S2O3

2. Dasar Teori
Iodimetri merupakan analisis titrimetri yang secara langsung digunakan untuk zat reduktor atau natrium tiosulfat dengan menggunakan larutan iodin atau dengan penambahan larutan baku berlebihan. Kelebihan iodine dititrasi kembali dengan larutan tiosulfat.

Reduktorm+mI2m→m2I-
Na2S2O3x+nI2m→nNaIn+Na2S4O6
Untuk senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang rendah dapat direksikan secara sempurna dalam suasana asam. Adapun indikator yang digunakan dalam metode ini adalahvindikatornkanji.
Iodium hanya sedikit larut dalam air (0,00134 mol per liter pada 25 0C), tetapi agak larut dalam larutan yang mengandung ion iodida. Larutan iodium standar dapat dibuat dengan menimbang langsung iodium murni dan pengenceran dalam botol volumetrik. Iodium, dimurnikan dengan sublimasi dan ditambahkan pada suatu larutan KI pekat, yang ditimbang dengan teliti sebelum dan sesudah penembahan iodium. Akan tetapi biasanya larutan distandarisasikan terhadap suatu standar primer, As2O3 yang paling biasa digunakan.
Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tak langsung (kadang-kadang dinamakan iodometri), adlaah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Potensial reduksi normal dari sistem reversibel:
I2(solid) 2e 2I-
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan oksidasi reduksi dipergunakan secara luas oleh analisis titrimetrik. Ion-ion dari berbagai unsur dapat hadir dalam kondisi oksidasi yang berbeda-beda, menghasilkan kemungkinan banyak reaksi redoks. Banyak dari reaksi-reaksi ini memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam analisi titrimetrik dan penerapan-penerapannya cukup banyak.

3. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Buret
2. Statif
3. Erlenmeyer
4. Pipet tetes
5. Pipet gondok
6. Corong
Bahan-bahan:
1. Larutan Na2S2O3 0.01 N
2. Larutan I2 0.01 N
3. Indikator Amylum 1 %

4. Cara Kerja
1. Dipipet 10,0 mL larutan Na2S2O3 yang sudah diketahui normalitasnya dan masukkan dalam erlenmeyer.
2. Tambahkan dengan indikator amylum 1 % =jernih (1 mL )
3. Titrasi dengan I2 0.01 N sampai warna biru.








5. Data Titrasi
Volume Na¬2S2O3 0.0077 N ( mL ) Volume I2 ( mL )
10.00 21,00
10.00 20,00
10.00 20,40
10.00 20,30
Rata-rata = 10.00 20,43

6. Perhitungan dan Pembahasan
Perhitungan:
Rumus Pengenceran :
N1 . V1 = N2 .V2

N I2 . V I2 = N Na¬2S2O3 . V Na¬2S2O3

N I2 =

N I2 = = 0,0084 N

Pembahasan
Pada iodimetri,yang distandarisasi adalah larutan I2 dengan menggunakan larutan Na2S2O3 yang sebelumnya telah distandarisasi pada titrasi iodometri dengan menggunakan larutan standar KIO3,pada titrasi ini terjadi reaksi
2 Na2S2O3 + I2 2 NaI + Na2S4O6
Indikator yang digunakan pada iodimetri menggunakan indikator yang sama dengan iodometri yaitu amylum.Penggunaan indikator amylum mempunyai kelemahan yaitu:
Karena amylum itu karbohidrat maka dapat rusak oleh kerja bakteri dalam beberapa hari
Kepekaannya berkurang pada pemanasan
Gelatine,alkohol,dan gliserol dapat menghambat absorbansi ion iodida oleh kanji
Kepekaannya juga berkurang pada lingkungan asam keras.

Cara mengatasi kelemahan di atas adalah
Indikator harus dibuat baru
Jika ingin disimpan dalam waktu yang lama tambahkan disentifektan seperti HgCl2 atau formalin beberapa tetes atau HgI2
Hindarkan dari pengaruh gelatin,alkohol,atau gliserol.
Penambahan indikator harus diberikan menjelang titik ekivalen.

Penggunaan larutan standar iod sebagai oksidator dalam iodimetri empunyai beberapa kelemahan,yaitu:
Larutan iod adalah oksidator lemah,tak stabil karena mudah menguap
Dapat mengoksidasi karet,gabus,dan zat-zat organik lainnya
Dipengaruhi oleh udara dengan reaksi
4 I- +O2 + 4 H+ 2 I2 + 2 H2O
Tidak dapat dilakukan dalam suasana basa
Peredaan antara iodometri dan iodimetri adalah:pada iodometri perubahan warna dari titik ekivalen dari biru menjadi tak berwarna,sedangkan pada iodimetri dari tak berwarna menjadi biru.

7. Kesimpulan
Dari uraian yang telah kami paparkan di atas maka dapat kami simpulkan bahwa antara iodometri dan iodimetri mempunyai perbedaan yaitu pada iodometri perubahan warna dari titik ekivalen dari biru menjadi tak berwarna,sedangkan pada iodimetri dari tak berwarna menjadi biru.





8. Daftar Kepustakaan
http://chemtutorial.blogspot.com/2009/02/iodometri-dan-iodimetri.html.
http://medicafarma.blogspot.com/2008/04/iodometri-dan-iodimetri.html.
http://annisanfushie.wordpress.com/2009/07/17/iodometri-dan-iodimetri/
Hidayati,Ana, M.Si. 2007. Buku Petunjuk Praktikum Kimia Analitik Dasar I.
Semarang : Laboratorium Kimia Dasar FT IAIN Walisongo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar