Minggu, 17 Januari 2010

Ringkasan jurnal ”KANDUNGAN BAHAN ORGANIK, N-ALKANA, AROMATIK DAN TOTAL HIDROKARBON DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN RAHA KABUPATEN MUNA, SULAWESI TENGGARA”

Ringkasan jurnal
”KANDUNGAN BAHAN ORGANIK, N-ALKANA, AROMATIK DAN TOTAL HIDROKARBON DALAM SEDIMEN DI PERAIRAN RAHA KABUPATEN MUNA, SULAWESI TENGGARA”

Pada umumnya pencemaran laut yang terjadi baik secara fisika, kimiawi maupun biologis, banyak menghasilkan racun bagi biota laut dan manusia. Salah satu dari bahan pencemar itu adalah hidrokarbon minyak bumi. Dewasa ini terdapat 500 senyawa yang pernah dideteksi dalam suatu cuplikan minyak bumi yang terdiri dari minyak bumi fraksi ringan dan fraksi berat. Minyak bumi fraksi ringan, komponen utamanya adalah n-alkana dengan atom C15-17, sedangkan minyak bumi fraksi berat komponen utamanya adalah fraksi hidrokarbon dengan tidik didih tinggi.
Akibat-akibat jangka pendek dari pencemaran minyak bumi diantaranya, ikan-ikan yang hidup di lingkungan yang tercemar oleh minyak dan senyawa hidrokarbon akan mengalami berbagai gangguan struktur dan fungsi tubuh. PAH (Poly Aromatic Hydrocarbon) dengan kadar yang tinggi dapat menyebabkan keracunan pada makhluk hidup sedang dengan kadar rendah dapat menyebabkan penurunkan laju pertumbuhan, perkembangan, dan makan makhluk perairan. Akibat jangka panjang dari pencemaran minyak dapat menimbulkan beberapa masalah yang serius terutama bagi biota yang masih muda. Dampak lain dari pencemaran minyak bumi adalah meningkatnya kandungan logam berat di perairan, mengingat dalam minyak bumi terdapat unsur logam seperti Vanadium, besi, nikel, titanium, tembaga, dan seng.

Untuk menganalisis senyawa hidrokarbon dapat ditentukan berdasarkan metode standar untuk analisis air dan limbah. Analisis dilakukan dengan menggunakan kromatografi dan spektrofotometer fluorosensi UV di laboratorium Kimia Radiasi FMIPA Universitas Hasanuddin Ujung Pandang.

Setelah dilakukan analisis tersebut didapat hasil bahwa rata-rata sedimen di perairan Raha Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara tercemar oleh senyawa hidrokarbon minyak bumi. Menurut NAS kandungan hidrokarbon di dalam sedimen yang tidak tercemar oleh minyak bumi berkisar antara 1-100 ppm, sedang daerah yang tercemar oleh minyak bumi dapat mencapai 12.000 ppm. Kandungan sedimen total di perairan Raha relatif lebih bersih dari cemaran senyawa hidrokarbon minyak bumi dibandingkan dengan beberapa daerah lain di Indonesia. Berdasarkan nilai F1/F2, stasiun 1 dan 4 telah tercemar oleh senyawa hidrokarbon minyak bumi. Hasil analisis gravimetri dan kromatografi gas untuk EBO berkisar antara 62 – 1104,5 ppm, HT berkisar antara 47,8-156,5 ppm, fraksi hidrokarbon jenuh berkisar antara 23,7-49,3 ppm, dan fraksi hidrokaron aromatik berkisar antara 17,2-132,8 ppm.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar